Lihat ke Halaman Asli

Esti Awaliah Nugraha Putri

UPN Veteran Jakarta

Pengaruh Pola Hidup Tidak Sehat Pada Remaja Sebagai Pemicu GERD

Diperbarui: 24 September 2024   11:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber. Kompas.com

Dalam kehidupan sehari hari banyak Masyarakat yang mengeluh bahwa sarapan pagi akan membuat sakit perut terutama anak usia remaja, padahal sarapan merupakan hal penting untuk membentuk energi dipagi hari sebagai semangat untuk mengawali hari. Pada umumnya, pengetahuan dalam mencegah dan mengatasi penyakit Peningkatan Asam Lambung masih rendah pada remaja, sehingga mudah sekali memicu penyakit tersebut. Kebiasaan remaja yang kurang dalam memperhatikan pola dan jenis makanan yang dikonsumsi juga menjadi pencetus peningkatan asam lambung.

Prevalensi pasien GERD (gastroesophageal reflux disease) yang mengalami dispepsia sebesar 49% anak usia remaja. Gejala dispepsia yang sering banyak dikeluhkan oleh pengidapnya adalah mual yang disebabkan oleh gangguan pencernaan. Angka prevalensi yang tinggi ini tidak diimbangi dengan upaya perbaikan gizi dan promosi kesehatan yang memadai dari pemerintah daerah untuk mencegah peningkatan prevalensi (Puspareni et al, 2022)

Gerd merupakan penyakit serius yang kurang familiar di Masyarakat, padahal dampak dari penyepelaan peyakit ini cukup besar loh! Gastroesophageal reflux disease (GERD) merupakan suatu kondisi patologis yang disebabkan oleh refluks isi lambung ke kerongkongan dengan beragam gejala yang timbul akibat keterlibatan kerongkongan, laring dan saluran napas. Penyakit ini mempunyai spektrum presentasi klinis yang luas, mulai dari gejala ringan hingga gejala berat yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi (Agustiani et al, 2024)

Berkembangnya teknologi, industri dan peningkatan sosial ekonomi telah mengubah perilaku dan gaya hidup remaja untuk mengikuti gaya hidup yang cenderung mengkonsumsi makanan rendah nutrisi dan tinggi lemak jenuh seperti mie instan, makanan ringan, dan makanan pedas atau asam. Tingginya asupan garam, kurangnya asupan buah dan sayur, asupan sereal yang tinggi, dan konsumsi daging serta telur yang berlebihan dikaitkan dengan tingginya kejadian GERD (Hasibuan et al, 2024).

Tradisi minum kopi tidak hanya untuk menghilangkan rasa haus, namun juga berhubungan dengan aktivitas sehari-hari. Sehingga kecenderungan konsumsi kopi terus meningkat dan tanpa disadari tradisi minum kopi ini telah menjadi bagian dari gaya hidup. Hal ini berkaitan dengan kebiasaan anak usia remaja minum kopi saat stress atau saat menghadapi masalah. Minum kopi secara regular setiap hari dapat menyebabkan reflux gastroesophageal dan meningkatkan paparan esofagus bagian bawah terhadap asam lambung hingga menimbulkan heartburn.

Selain itu, emosi juga dapat memengaruhi peningkatan asam lambung. Marah merupakan respon akibat kegagalan suatu usaha atau tindakan, ketika seseorang berada dalam situasi yang tidak baik maka akan berpengaruh pada psikologis dan cenderung meluapkan emosinya. Hal ini akan menyebabkan perubahan hormon dalam tubuh yang kemudian akan merangsang sel-sel dalam lambung untuk memproduksi asam lambung lebih banyak (Mile et al, 2020)

Manajemen stres merupakan salah satu cara untuk meredakan ketegangan yang dirasakan pada tubuh dan pikiran akibat terpapar oleh penyebab stres. Cara untuk meredakan stres yang terakumulasi melalui terbangunnya sistem saraf simpatik secara terus menerus yaitu dengan menangkal pengaruh tersebut dengan secara sadar meningkatkan respons parasimpatis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline