Lihat ke Halaman Asli

Esti....

Sedang Berbenah

Solusi Mitigasi Bencana Banjir Nganjuk

Diperbarui: 11 Desember 2021   15:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Ilustrasi : https://nadinganjuk.com/

Bencana banjir kembali terjadi sejumlah wilayah. Dua desa di Kabupaten Nganjuk direndam banjir setelah diguyur hujan deras. Dua desa itu adalah Desa Mojoagung dan Desa Bandung, di Kecamatan Prambon. Plt Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi mengatakan, terjadinya banjir yang menggenangi dua desa tersebut selain disebabkan oleh tumpukan sampah bambu yang menyebabkan penyempitan sungai hingga air meluber sampai tanggul jebol, juga disebabkan volume air cukup deras yang berlebihan.

Hal itu diduga sebagai dampak dari pembangunan Bandara Kediri di Kabupaten Kediri. "Makanya, kami akan berkoordinasi dengan Bupati Kediri terkait dampak dari pembangunan Bandara Kediri, terutama terkait air banjir setelah tidak ada resapan air karena dibangun bandara itu," kata Marhaen Djumadi.(tribunnews.com, 09/12/2021). Banjir di Prambon ini setidaknya merendam rumah 450 kepala keluarga.

Dapat disimpulkan bencana banjir di dua wilayah diatas disebabkan oleh penyesuaian infrastruktur penampung air yang tidak berbanding lurus dengan laju pembangunan. 

Memang intensitas hujan yang deras bisa berpotensi banjir, namun daya dukung lingkungan yang tidak baik seperti pembangunan atau pembukaan lahan yang eksploitatif akan menambah potensi itu semakin besar. Terlebih jika kebijakan-kebijakan negara justru memfasilitasi tindakan eksploitatif tersebut.

Melihat banyaknya warga yang terdampak banjir maka perlu dirumuskan solusi untuk mitigasi. Kita perlu melihat dari sudut pandang berbeda guna menangani bencana berulang ini. Sudut pandang yang akan dibahas adalah sudut pandang mitigasi dalam Islam. 

Dalam Islam nyawa manusia adalah prioritas utama, oleh karenanya dalam Islam tidak akan berpikir berulang kali untuk merealisasikan tindakan-tindakan teknis mitigasi bencana.

Dalam Islam untuk mencegah terjadinya banjir maka pengambil kebijakan akan melihat penyebab banjir terlebih dahulu dan memetakan kawasan. Jika banjir disebabkan karena keterbatasan daya tampung tanah terhadap curahan air, baik akibat hujan, gletser dan lain sebagainya maka akan dibangun bendungan bendungan yang mampu menampung curahan air dari aliran sungai, curah hujan dan lain sebagainya. 

Bahkan bukti bendungan-bendungan yang dibangun semasa Islam masih dapat ditemukan hingga sekarang. Bendungan yang dibangun pun berbagai macam tipe ada yang digunakan untuk mencegah banjir atau untuk keperluan irigasi, salah satunya Bendungan Mizan yang berada di daerah Iran Selatan, bendungan yang masih berdiri dengan kokoh itu dibangun untuk kepentingan irigasi dan pencegahan banjir di daerah Spanyol.

Selain itu Islam akan memetakan daerah-daerah rendah yang rawan terkena genangan air baik akibat banjir rob, kapasitas serapan tanah yang minim, dan lain-lain. 

Selanjutnya membuat kebijakan melarang masyarakat membangun pemukiman di wilayah tersebut. Dan akan dibangun kanal-kanal baru atau membuat resapan agar air yang mengalir di daerah tersebut bisa dialihkan alirannya atau bisa diserap oleh tanah secara maksimal dengan cara ini maka daerah-daerah dataran rendah bisa terhindar dari banjir atau genangan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline