Akhir -akhir ini Indonesia di sibukkan dengan kegiatan-kegiatan politik mengawali pemilihan umum berlangsung hingga bulan Juni nanti. Begitu banyaknya berita-berita di media yang begitu panas sehubungan dengan para calon presiden yang mencalonkan diri, dari pihak yang merasa di khianati perjanjiannya sampai pada berita akan ada target pembunuhan. Benar-benar seram yang terjadi di negara kita ini. Apakah begitu ambisinya seseorang menginginkan kekuasaan itu ? apakah menjadi presiden itu hal yang di impikan seseorang tanpa mengetahui makna nya, bahwa dia harus sanggup menjalankan kepemimpinan dengan amanah sampai tuntas , adil dan cerdas tanpa meninggalkan cara-cara yang santun dan damai, untuk kepentingan rakyat dan bukan pribadi atau disnatinya, ataupun hanya mencari kedudukan paling empuk untuk kemudahan mengatur.
Setelah begitu banyak sosialisasi dari pihak tertentu,yang menghimbau untuk tidak golput, sayapun mulai meneliti calon-calon presiden yang mencalonkan diri. Ada satu partai yang cara kerjanya bagus dan membuahkan hasil positif, di mana kader-kadernya dari seorang yang terpanggil untuk memulihkan kondisi bangsa ini dengan kerja yang transparan dan melayani. Merekapun giat melakukan usaha untuk mencerdaskan rakyat untuk mengerti arti politik yang sebenarnya, sehingga tidak apatis, pesimis atau hanya mencoblos karena ikut-ikutan dan transaksional, tetapi saya tidak begitu setuju dengan presiden yang di calonkan partai ini, yang saya anggap terlalu ambisi dan otoriter. Memang Indonesia butuh seorang pemimpin yang tegas ,cerdas dan berani mempertaruhkan nyawanya untuk negara tetapi perlu juga di imbangi dengan hati yang lemah lembut untuk mampu menerima aspirasi rakyat dengan cara yang kemanusiaan dan adil. Memang ngeri juga mempunyai presiden yang tidak jelas asal usulnya dan apakah memiliki kemampuan untuk memimpin negara yang besar dan luas ini, hanya bermodalkan karisma ? Bingung juga ya memilih calon presiden Indonesia di era globalisasi saat ini, ataukah karena kini banyak yang mencalonkan diri dan menjadi banyak pilihannya ? Tentunya menjadi presiden berbeda dengan menjadi pengusaha. Bila seorang pengusaha memikirkan bagaimana untuk mendapatkan keuntungan-keuntungan demi diri sendiri makmur baru kemudian karyawan dan lingkungannya, tetapi presiden yang benar akan memikirkan kesejahteraan rakyatnya dahulu agar dapat menjadi negara yang kuat.
Harapanku, akan ada generasi-generasi muda yang terpanggil di kemudian hari untuk menjadi presiden di Indonesia dengan mengusung demokrasi, tegas,cerdas, berani tetapi juga berhati lembut untuk menjawab kebutuhan rakyatnya dengan adil dan jujur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H