Lihat ke Halaman Asli

Pembantu Ibu Ani Yudhoyono vs Pembantu Saya

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1388675250259016565

Gambar: kompas.com . Foto keluarga disertai ucapan selamat tahun baru yang diunggah ibu Ani Yudhoyono di instagram mengundang kehebohan. Karena ada yang ganjil di belakang Aliya Rajasa, di samping kiri Ibas, seperti kepala seseorang. Yang kemudian menuai berbagai pertanyaan dan komentar di dunia maya, “penampakan” apakah itu? Pertanyaan masyarakat ditanggapi dua kali oleh Ibu Ani Yudhoyono di instagramnya: Apa saja yang saya ucapkan, selalu ditanggapi negatif. Terima kasih atas pandangan negatifnya," dan "Terserah pandangan masing2 orang, saya tak ingin menanggapi lebih lanjut," tulisnya kemudian. Yang kemudian diklarifikasi oleh fotografernya, bahwa penampakan tersebut adalah baby sitter yang duduk di tangga. "Hadehhhhhh hari gini penampakan ???? Mas dan Mba ... IG .. Itu baby sisternya Airlangga dan knp ga ada kakinya, karena dia duduk di tangga dan kakinya di tekuk di anak tangganya .. Maaf ya Bu @aniyudhoyono jadi rame .. Trima kasih," jelas fotografernya di instagram. Ah.. rupanya baby sitter. Saya tidak paham, kenapa baby sitter duduk di situ, bukannya geser dikit 10 langkah saja untuk memberi ruang bagi keluarga Presiden untuk berfoto bersama. Tapi memang tidak harus begitu. Mau berdiri di samping fotografer, mau geser 10 langkah, mau jongkok di belakang presiden, mau ndlosor, suka-suka keluarga Presiden, mbaknya mau ditaruh dimana. Saya jadi ingat pembantu saya, yang sudah bekerja pada keluarga kami sejak saya berusia 6 tahun. Setelah saya menikah, dia ikut saya. Orangnya baik, tapi galaknya minta ampun. Gukguk pun sembunyi di kolong meja kalau dia sudah marah-marah. Dua tahun lalu dia dipensiunkan, karena sudah tua dan tidak kami ijinkan bekerja. Akhirnya beberapa bulan lalu pembantu saya pulang kampung, ngambek karena dipensiunkan. Sudah sakit-sakitan, tapi menolak dipensiunkan, menolak diberi pembantu lain. Ribet. Padahal tidak kerja pun kami bayar gaji pensiunnya. Akhirnya kami mengalah. Agar dia senang, maka tidak ada pembantu lain. Dan karena pensiun, maka dua tahun belakangan ini justru saya yang mencuci, menyeterika pakaiannya dan menyediakan makanannya. Anaknya datang setahun paling banyak tiga kali. Padahal rumah anaknya hanya 30 menit dengan motor ke rumah saya. Sibuk, katanya. Ya sudah, jadi saya yang urusi pembantu saya. Bagaimana pembantu bisa bekerja untuk keluarga saya se-awet itu? Bekerja untuk keluarga saya hampir seumur hidup saya, padahal gajinya standard saja? Ini rahasianya: Dia tidak pernah disuruh jongkok. . - Esther Wijayanti -

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline