Lihat ke Halaman Asli

Perempuan-perempuan yang Dijual Suaminya

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


Membaca tulisan mas Ukik Hal Yang Ditakuti PSK, saya teringat seorang sahabat, namanya Arif, yang memiliki wanita simpanan. Wanita simpanan ini, kita sebut saja Rosa, selama dua tahun berhubungan sebagai pasangan, menolak dinikahi dengan alasan tidak mau ada ikatan dengan suami orang. Terlebih lagi, Rosa dan istri Arif berteman baik. Mereka berdua, istri Arif dan Rosa, menurut saya memiliki karakter baik dan lembut hati.

Arif membuka perusahaan untuk Rosa yang dijalankan oleh Rosa dan beberapa teman yang direkrut oleh Rosa. Mereka merupakan team work yang solid. Segala sesuatu berjalan dengan baik, hingga suatu saat Arif merasakan bahwa Dimas, salah satu anggota team terlalu sering cemburu. Padahal sejak awal perkenalan mereka, semua tahu, bahwa Rosa adalah pasangan Arif, bahkan tidak jarang Dimas mengantarkan Rosa untuk bertemu Arif. Hingga suatu saat pertikaian meledak antara Dimas dengan Arif, yang berujung pada pengakuan bahwa Rosa adalah istri Dimas, dan mereka telah dikaruniai anak berusia 10 tahun.

Rasanya seperti tersambar petir. Bagaimana mungkin Rosa membohonginya? Bagaimana mungkin Dimas yang selama ini mengetahui hubungan antara Rosa dan Arif tidak bicara apa-apa? Bahkan seringkali mengantar Rosa ke tempat kerja Arif, atau ke tempat-tempat dimana Rosa dan Arif mengadakan pertemuan?

Menurut pengakuan Rosa, keadaan tersebut adalah keadaan terpaksa. Dimas tidak bekerja. Mereka butuh uang untuk biaya hidup dan sekolah anak. Ada lowongan di perusahan Arif, dengan syarat wanita belum menikah. Oleh karenanya Rosa melamar dan mengaku belum menikah, dengan gaji yang masih jauh dari cukup. Lama kelamaan Rosa dan Arif jatuh cinta. Arif pria yang murah hati, memberi nafkah bagi Rosa. Dimas mengetahui dari mana Rosa mendapat uang itu, dan mengalami dilemma. Jika Rosa putus dengan Arif, maka gaji Rosa tidak cukup untuk hidup. Mencari pekerjaan sulit bagi Dimas. Maka mau tak mau dia mendukung hubungan istrinya dengan Arif.

Dalam kasus di atas, ada proses kemiskinan yang melatar belakangi hingga peristiwa ini terjadi. Bagaimanapun, peristiwa ini masuk dalam kategori mengeksploitasi istri. Memandang istri sebagai barang. Bisa dijadikan sebagai “alat” bersih-bersih rumah, bisa dijadikan sebagai mesin pencari uang. Istri harus taat suami, tidak bisa minta cerai. Sudah terlanjur diintimidasi. Ketakutan. Takut dipukuli suami, takut ibunya yang sudah tua itu shock dibentak-bentak suami. Dan masih banyak lagi ketakutan-ketakutan lainnya sehingga dia menerima saja disuruh suami mencari uang dengan menjadi wanita simpanan orang lain.

Bagaimana kisah ini selanjutnya? Langkah Arif tepat. Mendatangi orang tua Rosa, menceritakan segala sesuatu yang dialaminya, minta maaf atas ketidak tahuannya. Memutuskan hubungan dengan Rosa dan menutup perusahaan tersebut.

Menjadi laki-laki adalah masalah kelahiran. Menjadi pria sejati adalah masalah pilihan.

- Esther Wijayanti -

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline