Lihat ke Halaman Asli

drg. Ester Surbakti

Bekerja di Poli Gigi Rumah Sakit dan juga Berpraktik Mandiri

Nyeri Rahang, tapi Bukan Karena Gigi?

Diperbarui: 4 Oktober 2023   11:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: Nyeri Rahang. (Sumber: engin akyur via kompas.com)

Dalam praktik sehari-hari tidak jarang dokter gigi menjumpai kasus dimana pasien mengeluh bahwa giginya sakit. 

Ketika ditanya lebih lanjut lokasi gigi yang sakit ada disebelah mana, pasien justru kebingungan dan mengatakan sakitnya ada di mana-mana dan berpindah - pindah kiri dan kanan.

Dalam situasi seperti ini, dokter gigi akan tetap melakukan pemeriksaan menyeluruh dan melakukan perawatan terhadap gigi - gigi yang dapat menjadi penyebab utama nyeri yang dirasakan pasien. 

Namun, jika semua pemeriksaan dan tindakan telah dilakukan dan tidak ada lagi gigi yang dapat menjadi sumber nyeri tetapi pasien masih mengeluh nyeri maka hal yang akan dicurigai menjadi penyebab nyeri adalah sendi temporomandibula.

Sendi Temporomandibula adalah sendi engsel yang menghubungkan tulang rahang atas dengan rahang bawah. 

Sendi temporomandibula (selanjutnya akan disebut TMJ) merupakan sendi yang paling kompleks karena dapat bergerak ke segala arah yakni membuka dan menutup seperti sebuah engsel, bergeser ke depan dan ke belakang dari sisi yang satu ke sisi lainnya serta memiliki peranan penting dalam proses pengunyahan, penelanan, dan pengucapan.

Sendi Temporomandibula. (Sumber: Muzdalifah, 2016)

Gejala  yang sering dijumpai pada nyeri TMJ adalah : (Kartika dan Himawan, 2007)

  • Rasa nyeri pada sendi rahang
  • Nyeri pada daerah wajah
  • Bunyi sendi ketika membuka mulut
  • Kesulitan dalam membuka dan menutup mulut
  • Gerak rahang yang terbatas 
  • Rasa pegal atau lelah pada otot pengunyahan
  • Nyeri kepala, dan bahkan gangguan pada telinga

Penyebab utama penyakit ini belum diketahui pasti. Walaupun begitu para peneliti dan klinisi menyimpulkan bahwa hal-hal berikut dapat menjadi pemicu, yakni:

1. Trauma akibat jatuh, kecelakaan, pukulan, dan penyebab lainnya seperti membuka mulut yang berlebihan saat menguap, tertawa, dan bernyanyi. (40% dari 90% kasus merupakan akibat trauma)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline