Lihat ke Halaman Asli

Dina Esterina

Pendeta di Gereja Kristen Pasundan. Podcaster dan blogger. Senang nulis dan baca.

Alchemy of Souls dan Nafsu "Memegang Erat"

Diperbarui: 29 Juli 2022   00:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Drakor Alchemy of Souls tayang pada 18 Juni 2022 di Netflix. (sumber: IMDb via kompas.com) 

Sebuah tren biasanya tidak dengan mudahnya diapresiasi, termasuk budaya K-pop termasuk drama-drama yang dihasilkan dari negeri Ginseng. Kalau ada orang Indonesia suka menonton drama Korea biasanya akan dicap norak. 

Sementara saya justru belajar banyak dari drama Korea tentang kehidupan. 

Entah kenapa, pengemasan cerita yang melalui riset mendalam dan filosofi yang secara serius dikembangkan bersama nilai etika, budaya dan moral menjadi sebuah kombinasi asik yang jalin menjalin dalam drama Korea sehingga layak untuk ditonton dan diambil hikmahnya. 

Salah satu drama yang sedang saya amati adalah Alchemy of Souls. Sebuah drama baru yang digarap oleh Hong bersaudara yang -memang terkenal  mumpuni membuat skenario-skenario bagus. Bercerita mengenai kehidupan dan peperangan baik melawan jahat dalam sebuah negeri yang dikuasai oleh para penyihir. 

Yang menarik dari sebuah bagian ceritanya adalah ritus perpindahan jiwa yang bisa dilakukan oleh dua orang dengan menggunakan batu es sebagai kekuatan besar. Ritual perpindahan jiwa ini bisa dilakukan dengan atau tanpa kesepakatan kedua belah pihak. 

Seringkali, memang merupakan paksaan dari satu pihak saja. Biasanya adalah seseorang yang sudah menua tapi ingin berkuasa dan hidup selamanya sehingga mengambil badan seorang muda yang kuat dan memindahkan jiwanya. 

Atau, perpindahan jiwa dari seorang raja namun terjebak di tubuh lemah sehingga dia bisa berkuasa selamanya. Atau, seorang yang memindahkan jiwanya karena ingin punya kuasa yang lebih besar. Ritual perpindahan jiwa ini, jika benar terjadi, akan mengerikan bagi saya.

Sontak, saya menyelami apa yang ingin disampaikan melalui adegan perpindahan jiwa itu pada para penontonnya. Untung saja, ini tak benar terjadi. 

Tapi, dalam dunia nyata saya melihat bahwa nafsu-nafsu yang mengikat manusia-manusia yang ingin hidup, kuat dan berkuasa selamanya ini tersembunyi dalam jiwa-jiwa manusia. 

Keinginan untuk menguasai selamanya dan tak ingin mati, membuat seorang guru bisa mengorbankan muridnya sendiri, atau sahabat menghancurkan sahabatnya sendiri. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline