Lihat ke Halaman Asli

Ester Dwyy

S1 Teknologi Industri Pertanian, Universitas Brawijaya

Analisis Pengaruh Penambahan Maggot dalam Meningkatkan Kandungan Kalium dan Rasio C/N pada Pupuk Cair dari Limbah Kulit Aloe vera (PT KNA)

Diperbarui: 24 Juni 2024   15:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: PT Keong Nusantara Abadi (2023)

PT KNA atau PT Keong Nusantara Abadi termasuk salah satu perusahaan yang memproduksi minuman Aloe vera. Aloe vera dapat tumbuh dengan cukup mudah pada daerah tropis. Menurut BPS (2022), produksi tanaman biofarmaka Aloe vera di Provinsi Jawa Timur sebesar 388.034 kg. Proses produksi dari minuman Aloe vera pastinya menghasilkan limbah salah satunya yaitu limbah kulit Aloe vera. Limbah kulit Aloe vera berpotensi untuk membantu proses pertumbuhan dari tanaman, mengandung unsur hara seperti nitrogen (N), fosfor (F), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg). Selain itu, limbah kulit Aloe vera juga mempunyai serat yang cukup banyak sehingga dapat memperbaiki dari sifat fisik tanah, memiliki ZPT atau zat pengatur tumbuh berupa auksin dan giberelin. Dengan begitu limbah kulit Aloe vera termasuk salah satu bahan baku yang tepat untuk dijadikan pupuk cair. Pupuk cair dari limbah kulit Aloe vera masih memerlukan bahan tambahan untuk dapat meningkatkan kandungan kalium dan rasio C/N pada pupuk cair. Adapun kandungan kalium pada Aloe vera per 100 gram yaitu sebesar 797 ppm atau setara 0,0797%(v/v) yang tergolong masih rendah. Untuk standar mutu dari kalium pada pupuk cair yaitu sebesar 6% atau setara 60000 ppm. Kandungan kalium sangat diperlukan oleh tumbuhan karena mempunyai peran penting dalam proses fotosintesis untuk pembentukan protein dan selulosa untuk membantu memperkuat dari ketahanan tanaman. Bahan tambahan yang digunakan yaitu maggot yang sudah dihaluskan terlebih dahulu baik dalam bentuk tepung maggot atau jus maggot sebelum dicampurkan dengan limbah kulit Aloe vera yang sudah dihaluskan. Maggot dapat meningkatkan produktivitas dari tanah. Puppuk cair yang dihasilkan dengan bahan tambahan maggot mempunyai unsur kalium (K) cukup tinggi yaitu sebesar 10,00%(w/v) atau sekitar 100.000 ppm. Rasio C/N pada maggot yaitu sebesar 15 atau lebih kecil. Menurut Peraturan Menteri Pertanian No 70 Tahun 2011, menyatakan bahwa standar mutu untuk kandungan kalium masing-masing yaitu sebesar 3-6%.  Adapun alat yang digunakan dalam penelitian yaitu pengaduk kayu, pH meter, termometer, tabung komposter, ring bulat, alat tumbukan. Kemudian untuk bahan yang digunakan yaitu limbah kulit Aloe vera, maggot, EM4, ragi tape, mess atau ZA, molase, bekatul, air. Pupuk cair yang dibuat menggunakan bahan dasar limbah kulit Aloe vera dengan variasi penambahan tepung maggot atau jus maggot. Untuk kontrol yang digunakan yaitu pupuk cair tanpa penambahan dari tepung atau jus maggot. Dalam 1 perlakuan membutuhkan limbah kulit Aloe vera sebanyak 200 kg. penelitian ini disusun dengan menerapkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 7 perlakuan. Adapun Faktor 1 adalah perlakuan, sedangkan Faktor 2 adalah waktu inkubasi selama 28 hari atau 4 minggu. Faktor 1 yaitu :

P1 = Limbah kulit Aloe vera 200 kg dengan penambahan EM4 2 liter dan ragi tape 140 gram 

P2 = Limbah kulit Aloe vera 200 kg dengan penambahan EM4 2 liter, ragi tape 140 gram, dan tepung maggot 1 kg

P3 =  Limbah kulit Aloe vera 200 kg dengan penambahan EM4 2 liter, ragi tape 140 gram, dan jus maggot 1 kg

P4 = Limbah kulit Aloe vera 200 kg dengan penambahan EM4 2 liter dan tepung maggot 1 kg

P5 = Limbah kulit Aloe vera 200 kg dengan penambahan EM4 2 liter, ragi tape 140 gram, dan tepung maggot 1 kg

P6 = Limbah kulit Aloe vera 200 kg dengan penambahan tepung maggot 1 kg

P7 = Limbah kulit Aloe vera 200 kg dengan penambahan jus maggot 1 kg

Metode pengujian dari pupuk cair dengan menggunakan metode AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer) yang dapat menganalisis kadar logam berat seperti Pb, Cu, dan Cd atau unsur-unsur yang terlarut dalam sampel. Kemudian akan diterpakan Uji BNT 5% untuk melihat pada perlakuan yang berpengaruh nyata terhadap kandungan kalium dan rasio C/N pada pupuk cair. Parameter yang digunakan untuk menganalisis dari pupuk cair dengan standar mutu sesuai Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia No.261 Tahun 2019 tentang Persyaratan Pupuk Organik, Pupuk Hayati, dan Pembenahan dari Tanah yang meliputi pH, c-organik, nitrogen, dan kalium. pH pada pupuk cair sudah memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan yaitu bersikar 4-9, sedangkan untuk c-organik dan nitrogen masih belum memenuhi standar mutu yang diterapkan yaitu minimal 10% dan minimal 0,5 untuk nitrogen. Sementara untuk kalium masih belum memenuhi standar mutu sebesar 2-6% akan tetapi sudah dapat meningkatkan kandungan kalium dari formula yang diterapkan pada perusahaan. Variasi dari penambahan maggot berpengaruh nyata terhadap kandungan kalium, akan tetapi masih belum berpengaruh nyata pada rasio C/N. Hasil rata-rata terbaik parameter kandungan kalium terletak pada perlakuan P5 dan P7 sebesar 0,38%, sedangkan untuk rasio C/N pada perlakuan P2 sebesar 2%. Pengambilan sampel dengan berdasarkan waktu inkubasi selama 28 hari dapat mengidentifikasi adanya pengaruh pada peningkatan kandungan kalium dan rasio C/N pada pupuk cair. Sampel yang diambil yaitu pada hari ke-7, hari ke-14, hari ke-21, dan hari ke-28. 

References :

Marhaeni, LS. 2020. Potensi lidah buaya (Aloe vera linn) sebagai obat dan sumber pangan. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian 13(1) : 32-39

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline