Lihat ke Halaman Asli

Esteen Arum Satyani

Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret

Kegiatan Bercerita Nyaring sebagai Sarana Penyampaian Wacana Lisan di Sekolah Dasar

Diperbarui: 18 Juni 2024   23:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi (Suasana kegiatan bercerita nyaring kelas 4 di SDN Kusumodilgan)

Di tengah upaya meningkatkan keterampilan berbicara dan kemampuan berbahasa siswa sekolah dasar, kegiatan bercerita nyaring telah menjadi sarana yang efektif. Hal ini tidak terkecuali bagi siswa kelas 4 di SDN Kusumodilagan, yang secara rutin terlibat dalam aktivitas ini sebagai bagian dari kurikulum mereka.

Pentingnya Kegiatan Bercerita Nyaring

Kegiatan bercerita nyaring tidak hanya sekadar menghibur atau menyenangkan, tetapi juga berperan penting dalam pengembangan berbagai keterampilan siswa, seperti:

  • Keterampilan Berbicara: Siswa diajak untuk berbicara di depan umum dengan lebih percaya diri dan jelas. Mereka belajar mengatur nada suara, intonasi, dan ekspresi wajah sesuai dengan isi cerita yang mereka sampaikan.
  • Keterampilan Mendengarkan: Ketika tidak sedang bercerita, siswa juga berperan sebagai pendengar aktif. Mereka belajar menghargai cerita dari teman-teman mereka, mengembangkan kemampuan mendengarkan dengan penuh perhatian.
  • Pengembangan Kreativitas: Proses memilih cerita, mempersiapkan alur cerita, dan menyesuaikan gaya bercerita mendorong siswa untuk menggunakan imajinasi dan kreativitas mereka secara aktif.
  • Penguatan Keterikatan dengan Materi Pembelajaran: Bercerita nyaring juga dapat diintegrasikan dengan materi pelajaran di kelas. Misalnya, siswa dapat bercerita tentang pengalaman mereka belajar mengenal alam sekitar atau sejarah lokal

Kegiatan bercerita nyaring di SDN Kusumodilagan yang dilakukan bersama mahasiswa Kampus Mengajar Angkatan 7 menjadi kesempatan berharga bagi siswa kelas 4 untuk mengekspresikan kreativitas mereka melalui miniatur bentang alam. Setiap siswa diberi tugas untuk membuat dan mempresentasikan miniatur yang mereka buat, seperti miniatur gunung, danau, atau bentang alam lainnya. Saat bercerita, siswa tidak hanya memperlihatkan miniatur mereka, tetapi juga berbagi proses pembuatan serta alasan di balik pilihan desain mereka. Mereka belajar untuk mengorganisir cerita mereka dengan memulai dari pengenalan miniatur, menjelaskan proses kreatif dalam membuatnya, dan mengakhiri dengan merangkum kesimpulan atau pesan yang ingin mereka sampaikan melalui miniatur tersebut.

Bercerita nyaring melibatkan siswa dalam proses aktif menggunakan bahasa secara lisan untuk menyampaikan ide, pengalaman, atau pengetahuan mereka kepada orang lain. Ini melibatkan berbagai aspek, termasuk memilih kata-kata yang tepat, merangkai kalimat dengan baik, dan mengatur intonasi suara serta ekspresi wajah untuk menambahkan dimensi emosional dan persuasif dalam penyampaian.

Pentingnya keterampilan berbicara secara lisan tidak hanya berlaku di lingkungan sekolah, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari dan masa depan siswa. Mampu menyampaikan ide dengan jelas dan efektif akan membantu siswa dalam berkomunikasi dengan orang lain, berkolaborasi dalam tim, dan membangun hubungan interpersonal yang baik. Dengan demikian, kegiatan bercerita nyaring di SDN Kusumodilagan tidak hanya mengasah keterampilan berbicara dan kreativitas siswa, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menjadi pembicara yang percaya diri dan terampil dalam menghadapi tantangan komunikasi di masa depan.

Oleh: Esteen Arum Satyani dan M. Rohmadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline