"Liburan nanti mau jalan-jalan ke pantai, gunung, apa sekalian ke luar negeri nih?"
"Wacana terus aja, orang kita liburnya aja cuma dua hari"
Percapakan di atas, mungkin sudah akrab di telinga dan dalam keseharian. Beberapa orang mengungkapkan kata "wacana" sebagai kata-kata yang belum ada kejelasannya. Namun apakah pengguanaan kata "wacana" dalam konteks tersebut sudah tepat?
Apabila ditilik dari berbagai sumber ditemukan pengertian dari kata "wacana" adalah sebagai rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur yang mengungkapkan suatu hal (subjek) yang disajikan secara teraturdan sistematisdalam satu kesatuan yang koheren, serta dibentuk dari unsur segmental maupun nonsegmental bahasa. Kemudian dalam KBBI kata "wacana" memiliki pengertian komunikasi verbal; percakapan; keseluruhan tutur yang merupakan suatu kesatuan; satuan bahasa terlengkap yang direalisasikan dalam bentuk karangan atau laporan utuh, seperti novel, buku, artikel, pidato, atau khutbah; kemampuan atau prosedur berpikir secara sistematis; kemampuan atau proses memberikan pertimbangan berdasarkan akal sehat; pertukaran ide secara verbal. Disimpulkan kata wacana memiliki pengertian sederhana sebagai rentetan kalimat yang berkaitan,sehingga membentuk makna yang serasi di antara kalimat-kalimat tersebut.
Dari banyaknya pengertian mengenai wacana, dibutuhkan cara yang tepat bagaimana seseorang bisa memahami sebuah wacana yang dilontarkan orang lain dengan analisis yang tepat.
Analisis wacana merupakan proses analisis terhadap bahasa dan penggunaan bahasa dengan tujuan memperoleh deskripsi yang lebih eksplisit dan sistematis mengenai apa yang disampaikan, istilah oleh van Dijk dalam karyanya "News as Discourse" yang terbit pada tahun 1988. Berbeda dengan definisi analisis wacana oleh Rankema (2004) yang mengungkapkan bahwa analisis wacana adalah sebagai disiplin ilmu yang mengkaji hubungan antara bentuk dan fungsi dalam komunikasi verbal.
Namun, di antara dua definisi tersebut dapat ditemukan persamaan bahwasanya analisis wacana lisan menekankan mengenai Bahasa sebagai medium utama dalam proses komunikasi. Keduanya melihat analisis wacana sebagai proses yang memerlukan pendekatan sistematis unutuk memahami komunikasi.
Ditemukan juga bahwa analisis wacana lisan bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai bagaimana sebuah pesan disampaikan dan dipahami dalam konteks komunikasi verbal.
Dalam pelajaran Bahasa Indonesia wacana dan analisis wacana adalah hal penting yang harus dikuasai sebab kedua hal tersebut berkiatan erat dengan lima kompetensi berbahasa, menyimak, membaca, menulis, berbicara, dan memirsa.
Wacana dan analisis wacana bisa dilakukan oleh siapa saja, kapan saja dan di mana saja, lantas apakah kegiatan ini juga penting dilakukan oleh siswa sekolah dasar khususnya dalam pelajaran Bahasa Indonesia?