Lihat ke Halaman Asli

Essalafy Julia Putri

Universitas Diponegoro

Cegah Stunting itu Penting! Mahasiswa KKN Undip Bantu Pendataan IDL pada Baduta melalui Program Rumah Imunisasi "Kampungku-Rumahku"

Diperbarui: 11 Agustus 2022   09:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Semarang (18/7/2022) - Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro, Essalafy Julia Putri, mengadakan kegiatan sosialiasi melalui program rumah imunisasi "Kampungku-Rumahku" kepada kader posyandu di kelurahan Purwoyoso. Program ini turut mendukung program BIAN (Bulan Imunisasi Anak Nasional) yang sedang digencarkan oleh pemerintah di bulan Agustus mendatang.

Stunting merupakan sebuah kondisi dimana tinggi badan seseorang lebih pendek (kerdil) dibanding tinggi badan orang pada umumnya (seusia) dan memiliki penyebab utama kekurangan nutrisi. 

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada Sekretaris Lurah didapatkan hasil bahwa kelurahan Purwoyoso memiliki kasus anak stunting terbanyak dibandingkan dengan kelurahan lainnya. 

Hasil ini juga didukung oleh data yang diperoleh dari pengurus Posyandu yaitu masih banyaknya orangtua yang kurang menyadari mengenai stunting dan dampak stunting itu sendiri. 

Menurut data dari Sigizi Terpadu, jumlah anak stunting pada tiga bulan terakhir mencapai 84 anak. Dengan adanya permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan upaya pencegahan stunting.

Salah satu pencegahan stunting adalah dengan melakukan imunisasi dasar lengkap mulai dari bayi lahir sampai usia sekolah. Imunisasi merupakan proses dalam tubuh seseorang dalam memproduksi antibodi atau zat kekebalan tubuh yang berguna menangkal suatu penyakit tertentu. Berdasarkan hasil survey Riskesdas 2018, cakupan IDL (Imunisasi Dasar Lengkap) mengalami sedikit penurunan yang semula 59,2% menjadi 57,9%.

Beberapa hal yang menjadi faktor turunnya IDL ini salah satunya dari orang tua. Hal ini dikarenakan, orang tua banyak yang belum memiliki kesadaran akan pentingnya imunisasi pada anak serta kurangnya pengetahuan ibu baduta (bayi dibawah dua tahun) terkait jenis imunisasi yang sudah diberikan kepada anak. 

Orang tua juga merasa khawatir akan terjadinya KIPI pada anak setelah dilakukan imunisasi. Selain itu, kesibukan dari orang tua juga menjadi faktor penghambat tidak dilakukannya imunisasi pada anak terutama untuk baduta, sehingga banyak baduta yang belum mendapatkan imunisasi secara lengkap. Oleh karena itu, program ini diadakan dengan tujuan supaya baduta yang telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap dapat terdata dengan jelas.

Dokpri

Program rumah imunisasi "Kampungku-Rumahku" dilaksanakan di posyandu Sriwidodo RW 2 kelurahan Purwoyoso pada tanggal 18 Juli 2022. Program ini ditujukan untuk para kader posyandu Sriwidodo. Program ini berisi pengenalan instrumen rumah imunisasi "Kampungku-Rumahku" serta penjelasan isi booklet petunjuk pengisian instrumen KK-RK.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline