Lihat ke Halaman Asli

O, Maria, Gadis Pujaanku

Diperbarui: 7 Agustus 2015   09:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

 

Nun, di tahun 1968, ketika itu saya masih kelas 2 Sekolah Dasar, kampung kami yang terpencil di kaki pegunungan itu didatangi Grup Kesenian Keliling ber-genre tradisional, semacam opera kecil-kecilan. Mereka manggung tiap malam selama sebulan, dan saya termasuk penonton yang sangat setia!

Uniknya, selain mementaskan lagu-lagu, mereka juga menampilkan akrobat dan sulap. Tak ketinggalan dua badut lucu kegemaran anak-anak, Si Sornop dan Si Kompes, yang juga mahir jungkir-balik.

Salah satu penyanyinya, Maria, gadis belia 16-an tahun, merupakan bintang dari segala bintang opera itu. Kabarnya ia gadis yatim-piatu, tetapi pembawaannya ceria bukan main. Ia menyanyikan lagu berjudul 'Aek Sibundong' dan 'Gadis Kota'. Aksi panggungnya menyerupai Titiek Sandhora di masa muda.

Selain bersuara merdu, Maria juga mahir bersalto, lalu mendaki tangga yang tersandar di awang-awang. Mengenakan celana panjang berbahan karet 'sandle king' super ketat, rambut pendek dikepang dan topi laken, Maria memang pantas dipuja para pemuda. Bahkan kaum ibu tak dapat menyembunyikan kekaguman ketika Maria meniti seutas tali yang diikatkan diantara dua tiang, sambil menyanyi, diakhiri dengan salto dua atau tiga kali putaran sebelum menyentuh lantai.

Seorang pemuda di kampung kami, Gerhard Sihombing, pemetik gitar amatir namun jempolan, menciptakan lagu ode untuk Maria, berjudul 'O, Maria, Gadis Pujaanku'. Secara tak terduga Gerhard mendapat kesempatan untuk menyanyikan lagu ciptaannya itu di atas pentas, langsung di hadapan Maria!

Itu adalah pertunjukan yang sensasional!

Kini, puluhan tahun telah berlalu, entah dimana Maria sekarang. Mungkin saja rambutnya sudah memutih dan telah menjadi nenek-nenek. Kalau saja ia membaca status FB ini, saya ingin memberitahunya bahwa pegitar kampung terkenal Gerhard Sihombing yang dahulu memujanya, kini telah tiada. Dan boleh pula dijadikan kenangan manis, bahwa Lagu 'Aek Sibundong' itu masih segar dalam ingatan banyak orang hingga kini, termasuk di kepala saya sendiri.

Hehehe......

Selamat Hari Laki-laki Se-Dunia!

****

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline