Lihat ke Halaman Asli

APA KITA MEMANG HARUS MENYERAHKAN PIPI YANG LAIN UNTUK DITAMPAR?

Diperbarui: 30 Desember 2015   16:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pertanyaan : Mohon penjelasan Pak Esra soal ayat Luk 6:29 : “Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain”. Apakah memang orang Kristen harus melakukan seperti perintah ayat ini?

Esra Soru Menjawab :

Ajaran Yesus dalam ayat ini memang seringkali disalahpahami. Saya akan jelaskan ayat ini tetapi pertama-tama perlu diperhatikan bahwa Lukas hanya mengatakan “menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain” tetapi di dalam ayat paralelnya yakni Mat 5:39 menjadi lebih jelas.

Mat 5:39 – Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.

Lalu apakah kita memang harus melakukan seperti yang diajarkan Yesus ini? Camkan baik-baik bahwa perintah ini tidak boleh diartikan secara hurufiah karena Yesus sendiri ketika ditampar, Ia tidak menyerahkan pipinya yang satu untuk ditampar padahal Ia yang mengajarkan ajaran ini.

Yoh 18:22-23 – (22) Ketika Ia mengatakan hal itu, seorang penjaga yang berdiri di situ, menampar muka-Nya sambil berkata: "Begitukah jawab-Mu kepada Imam Besar?" (23) Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau kata-Ku itu salah, tunjukkanlah salahnya, tetapi jikalau kata-Ku itu benar, mengapakah engkau menampar Aku?"

Demikian juga dengan Paulus.

Kis 23:2-3 – (2) Tetapi Imam Besar Ananias menyuruh orang-orang yang berdiri dekat Paulus menampar mulut Paulus. (3) Membalas itu Paulus berkata kepadanya: "Allah akan menampar engkau, hai tembok yang dikapur putih-putih! Engkau duduk di sini untuk menghakimi aku menurut hukum Taurat, namun engkau melanggar hukum Taurat oleh perintahmu untuk menampar aku."

Perhatikanlah beberapa komentar tentang hal ini :

Pulpit Commentary : Tidak ada orang yang bijaksana dan berpikiran sehat yang merasa dirinya terikat oleh arti hurufiah dari perintah-perintah ini. Sebagai contoh, Tuhan kita sendiri tidak menawarkan diri-Nya untuk dipukul lagi (Yoh 18:22,23), tetapi dengan tegas….mencela orang yang memukul-Nya. Juga santo Paulus (Kis 23:3), tidak pernah memikirkan untuk mentaati arti hurufiah dari perintah / tuntutan ini. Ini hanya merupakan pernyataan yang tegas dari suatu prinsip yang besar, dan demikianlah, dengan beberapa orang fanatik yang salah sebagai perkecualian, semua pengajar-pengajar kekristenan yang besar telah mengertinya.

Leon Morris : Yesus memberikan ilustrasi dari kekerasan / kekejaman secara fisik. ‘Pipi’ adalah SIAGON, yang sebetulnya adalah ‘rahang’. Yesus berbicara tentang sebuah pukulan pada rahang, dan bukannya suatu tamparan ringan pada wajah. Reaksi yang alamiah terhadap pukulan seperti itu adalah memukul kembali dengan keras. Yesus memerintahkan para pengikut-Nya untuk menawarkan rahang yang satunya. Ia berbicara tentang sikap. Pada waktu kita disakiti kita tidak boleh membalas dendam, tetapi jika diperlukan harus siap untuk menerima lagi tindakan yang menyakitkan itu. Memberikan pipi yang lain secara hurufiah tidak selalu merupakan cara yang terbaik untuk memenuhi perintah ini (bandingkan sikap Yesus sendiri terhadap pukulan, Yoh 18:22-dst.).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline