RATCHANOK INTHANON [caption id="attachment_259564" align="aligncenter" width="300" caption="WS winner in WBC BWF 2013 (sumber:googleimage)"][/caption] Bagai kisah dongeng Cinderela, seorang anak buruh pabrik yang akrab disapa "May" berusia 18 tahun mendadak mendunia dan tengah menjadi sorotan para pecinta bulutangkis dunia setelah menunudukkan si kuda hitam paling 'hitam' (versi Li Yongbo), The Olympic Champion in Women Single discipline, Li Xuerui melalui pertarungan sengit 3 game di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2013 beberapa hasil yang lalu. Menarik membahas kisah "Sang Cinderela" dari Thailand ini mengingat beliau merupakan the most successful player ever at the World Junior Championships karena menjuarai sektor tunggal putri 3 kali berturut-turut, dimulai dari umur 14 tahun. INCREDIBLE! Bagaimana tidak? Siapa pun akan susah mengimbangi prestasi beliau di kejuaraan junior mengingat batasan umur untuk bermain junior hanya sampai umur 18 tahun (cmiiw). Bahkan pemain sekelas LIN DAN yang disebut-sebut sebagai pebulutangkis terhebat yang pernah ada di alam semesta ini pun tidak bisa menyamai prestasi Inthanon di kejuaraan junior. Anak buruh pabrik, Winutchai Intanon and Kumpan Suvarsara, mulai bermain badminton sejak umur 4 atau 5 tahun. Dia mengikuti ayah dan ibunya ke pabrik, namun pemilik pabrik tersebut mengumpulkan anak-anak buruh tersebut untuk bermain bulutangkis di lapangan bulutangkis pabrik tersebut agar tidak membahayakan diri mereka akibat air mendidih dan gula panas di pabrik tersebut. Remaja yang lahir pada tanggal 5 February 1995 dan yang memiliki impian menjadi juara dunia dan gold medal di Olimpiade tersebut memang terkenal sangat santun dan ramah baik di luar maupun di lapangan. Tak heran ketika detik-detik kemenangan "si cabe rawit" tersebut dia berteriak, berlutut, dan menangis terharu seakan tidak percaya karena impiannya menjadi kenyataan, JUSTRU beliau mendapatkan ovation applause dari publik China yang hadir langsung menyaksikan pertarungan tersebut, meskipun baru saja mempecundangi 'kuda hitam' nya Li Yongbo yang merupakan atlit kebanggaan tuan rumah China. Sangat fenomenal memang! Jangankan Juara, masuk final saja sudah sangat membanggakan publik Thailand yang belum pernah menempatkan wakilnya di final Kejuaran Dunia. HISTORY HAS JUST BEEN MADE! Anak cucu kita akan sering membicarakan May. SEANDAINYA MAY ADALAH WARGA NEGARA INDONESIA May berhasil muncul sebagai bintang era baru bulutangkis dunia. Terang saja, di usia yang sangat muda beliau berhasil menjadi ancaman serius bagi pebulutangkis putri dunia terutama China. Bahkan pelatih sekelas Zhang Ning pun berjanji akan mempelajari teknik-teknik baru pemain muda dunia yang belum dibaca oleh China. Jujur, saya sempat berandai-andai. Cobaaa aja Ratchanok ini orang Indonesia atau pindah warga negara jadi Indonesia atau menikah dengan orang Indonesia dan menjadi WNI. Pasti dia akan menjadi bintang disini. Di saat Indonesia sibuk dengan 'mengurus pemain putri senior' yang prestasinya paling hebat mencapai lolos babak kualifikasi super series dan terkenal dengan julukan MENTOKWATI, negara tetangga sudah menjadi juara dunia. Ironis! Praktis Indonesia saat ini bertumpu pada Lindaweni Fanetri, Belleatrix, dan Aprilia Yuswandari di Tunggal Putri. Prestasi mereka bisa dikatakan masih belum maksimal, walau Linda Weni sudah menunjukkan sinyal positif menuju ke arah titik terang kebangkitan tunggal putri Indonesia. Tine Baun, ketika mengalahkan Inthanon di final All England 2013 berkata bahwa Inthanon akan menjadi pemain yang sangat berbahaya dan diwaspadai oleh dunia mengingat skill, komitmen dan usianya yang sangat muda akan memungkinkan dia meraih gelar apa pun yang dia inginkan di masa yang akan datang. Inthanon sangat mengidolakan Susi Susanti, pemain legendaris dari Indonesia. Inthanon mengakui sering melihat video bermain Susi yang sangat taktis dan sabar serta berani capek. Melalui Susi Susanti beliau terinspirasi untuk lebih lagi berprestasi dalam olahraga tepok bulu angsa ini. Ketika Inthanon menjadi juara dunia junior tahun 2010 di Malaysia, dimana kala itu dia masih berusia 14 tahun, mengingatkan saya pada mantan atlit berbakat Indonesia Mia Audina dimana pada usia 14 tahun dia sudah menjadi penentu kemenangan tim uber Indonesia atas China pada tahun 1994, setelah menaklukkan Zhang Ning yang sekarang menjadi pelatih tunggal putri China. Prestasi Inthanon di Kejuaran Dunia Bulutangkis 2013 sangat membuat saya bangga sebagai publik Asia tenggara, apalagi beliau mengalahkan pemain nomor satu dunia, juara olimpiade 2012, kuda hitamnya Li Yongbo, di kandangnya sendiri. Tentunya sangat mengharapkan akan lahir bintang May dari Indonesia, walaupun ntah kapan. Jika memang para atlit senior tunggal putri pelatnas dengan julukan "Mentokwati" masih dipertahankan, I wish.. Ratchanok Inthanon berkewarganegaan Indonesia. Selamat buat Ratchanok May Inthanon. Proud of you. salam -esra-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H