Lihat ke Halaman Asli

Dominasi Korea Meredup, Wakil China Merajalela

Diperbarui: 13 Desember 2017   13:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


League of Legends All Star 2017 menjadi lahan panen bagi Tim China, selain berhasil menjuarai 5v5 mode dibabak final melawan LMS, Uzi juga menjuarai 1v1 tournament setelah pertandingan sengit melawanBjergsen yang menjadikannya MVP untuk All Star 2017.

Laga para bintang ini mempertemukan 8 tim dari ragion terbaik dengan player dalam tim tersebut yang merupakan voting dari fans masing-masing region. Beberapa prediksi seperti Korea All Star yang akan maju ke babak final, namun sayangnya mereka kalah dengan Cina di semifinal, serta kekalahan Faker yang membuatnya harus gugur di quarterfinals saat melawan Bjergsen dalam turnamen 1v1.

Setelah pertandingan ketat selama 5 game yang berlangsung selama 6 jam dengan saling kejar poin kemenangan hingga match ketiga pada babak final yang menjadi longest match of the year, selama 80 menit akhirnya kemenangan dapatkan oleh LPL.

China All Star (LPL) tampaknya memang memiliki persiapan khusus untuk All Star Event ini, mereka menghabiskan 1 minggu bersama untuk latihan mempersiapkan diri dan berhasil menunjukkan hasilnya dimulai dari grup stage yang berhasil mencapai poin tertinggi mengalahkan GPL, NA LCS,         dan CBLOL.

Pada babak semifinal LPL bertemu dengan tim favorit pada All Star tahun ini Korea. Namun dalam match BO3 ini, LPL berhasil membalaskan dendamnya dengan mengalahkan Korea setelah pada pertandingan sebelumnya world championship, tim china tidak dapat mengalahkan korea dibabak semifinal, membuat 2 tim Korea kembali mengulang sejarah pada pertandingan final.

Perwakilan dari LPL yang mengikuti 1v1 adalah Meiko dan Uzi. Meiko kalah oleh perwakilan GPL Jisu pada quarterfinals sedangkan Uzi melangkah mulus ke babak final setelah mengalahkan GPL Levi, CBLOL brTT, dan LCK PraY. Dibabak final, Uzi bertemu dengan NA LCS Bjergsen yang sebelumnya sudah mengalahkan Faker pada quarterfinals. Setelah kalah pada match pertama, Uzi berhasil membaca pola permainan dari Bjergsen dan mencetak poin pada 2 match selanjutnya yang mengantarkannya ke kemenangan 2-1.

Walaupun sedang mengalami cedera tangan, Uzi menunjukkan performanya dengan bagus pada 5v5 dan 1v1. Menjadi turnamen terakhir pada tahun 2017, tampaknya ini bisa menjadi sedikit pertanda kebangkitan tim China pada season 2018. Bagaimana pendapat kalian?

China Merajai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline