Ada bermacam alasan mengapa seseorang tertarik bekerja di luar negeri. Ada yang karena alasan kompetisi secara internasional, mendapatkan pengalaman berbeda dan memperluas wawasan dan pola pikir, bisa lebih mandiri dan percaya diri, budaya dan masyarakatnya, memiliki hidup yang berkualitas, atau mendapatkan penghasilan yang lebih baik untuk dapat memenuhi kebutuhan. Apapun alasannya, pergi ke luar negeri untuk bekerja (bermigrasi) merupakan hak semua orang.
Bermigrasi, baik temporal maupun permanen (termasuk dengan berganti kewarganegaraan), merupakan fenomena global, bahkan sudah menjadi tradisi sosial, budaya, dan territorial.
Menurut OIM UN Migration, pada tahun 2020 jumlah migran internasional mencapai 281 juta (sekitar 3,6% dari populasi global).
Selama dua puluh tahun terakhir, Asia merupakan wilayah yang mengalami pertumbuhan yang paling luar biasa (sebesar 74% atau sekitar 37 juta orang). Meski tidak sebesar India, Cina, atau Meksiko, persentase orang Indonesia yang bermigrasi cukup tinggi.
Menurut Menaker RI Ida Fauziyah, yang disampaikan dalam sebuah diskusi pada Congress of Indonesian Diaspora ke-6 bulan Agustus yang lalu, merujuk pada data Bank Dunia dan BPS tahun 2017, jumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) mencapai 9 juta (procedural dan non-procedural), yang tersebar di 200 negara.
Jika dilihat dari data penempatan yang tercatat di SISKOTKLN, selama 5 tahun terakhir rata-rata penempatan mencapai 266 ribu orang (jumlah PMI perempuan lebih tinggi daripada PMI laki-laki).
Dengan cukup tingginya jumlah PMI (yang menjadi rujukan jumlah diaspora Indonesia), menjadi satu isu penting bagi Indonesia dan merupakan satu karakter diaspora Indonesia itu sendiri. Itu sebabnya, pada periode kepengurusan 2021-2023, Indonesian Diaspora Network (IDN) Global menjadikan PMI sebagai bagian dari program kerja langsung (ada devisi yang mengurusi soal PMI, bukan lagi di working group).
Bulan lalu, IDN Global menyelenggarakan sebuah webinar dan mengundang beberapa PMI (mewakili sektor formal dan informal serta wilayah Asia dan Timur Tengah). Dari bincang-bincang itu ada banyak catatan dan tips penting dan berguna, utamanya bagi yang tertarik bekerja di luar negeri.
Akses untuk bekerja di luar negeri