Lihat ke Halaman Asli

BBM for Android dan iOS7 Awal Jatuhnya BB

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1380031136286787329

Mencari BBM for Android dan iOS7 ? Beberapa saat setelah BBM diluncurkan untuk OS Android dan iOS7, ternyata tanggapan masyarakat sangat antusias. Bahkan sebelum resmi diluncurkan, sudah banyak beredar aplikasi yang sepintas seperti aplikasi BBM yang ditunggu. Beberapa situs tidak resmi Android sudah lebih dulu mengeluarkan aplikasi BBM dengan nama yang beragam. Demikian juga di iOS7 sudah ada aplikasi bukan BBM yang terlanjur diunduh dan diinstall. Selesai diinstall baru mereka sadar salah unduh dan akhirnya marah-marah dengan bahasa Indonesia yang khas. [caption id="attachment_290627" align="alignnone" width="640" caption="BES for iOS7"][/caption] Pada situs blackberry sendiri sebenarnya sudah ada opsi untuk melakukan unduh aplikasi BBM yang paling aman, tapi minat masyarakaty yang begitu besar membuat apa saja yang terlihat seperti BBM dikejar. Membludaknya peminat aplikasi BBM untuk ponsel non BB ini sebenarnya sudah diprediksi oleh Blackberry, sayangnya antisipasi yang dilakukan tidak semulus perencanaan mereka. PHK besar-besaran yang terjadi di perusahaan pembuat BB ini mungkin menjadi salah satu sebab tidak lancarnya pelayanan unduhan aplikasi BBM maupun pelayanan bagi pengguna BBM yang langsung melonjak drastis. [caption id="attachment_290629" align="alignnone" width="640" caption="Puluhan aplikasi BBM untuk Android"]

13800312261493256675

[/caption] Saat ini layanan BBM untuk para pengguna iOS7 ataupun Android masih belum lancar. Beberapa teman sudah sempat memakainya untuk berkomunikasi dengan group BBM yang isinya para pengguna BB asli atau BBM yang berjalan di perangkat BB dan bukan yang jalan di perangkat non BB. Aku sendiri masih belum bisa menjalankan aplikasi BBM, baik di Android maupun di iOS7. Beberapa teman juga sudah mulai tidak sabar dengan kondisi ini. Mereka tampak sudah ingin segera memakai sebuah ponsel dalam kehidupan mereka. Saat ini kebanyakan teman-temanku mempunyai dua ponsel yang selalu ditenteng kemana-mana. Ada yang memakai BB sebagai ponsel utama dan ada juga yang memakai BB sebagai ponsel pendamping. "Kenapa punya BB dan iPhone mas?", kata temanku ketika melihat temanku yang lain menenteng dua ponsel dan salah satu ponselnya jarang dipakai. "BB ini untuk kerja mas, jadi harus menemaniku kemana-mana", jawab temanku mantap "Terus yang iPhone itu untuk apa? Kok di kantong celana terus? Kapan dipakainya?" "Hahahaha... ini untuk motret kalau nanti kita sudah sampai lokasi batu Alien" "Selain dipakai untuk motret, iPhone itu dipakai untuk apa lagi?" "Ya sebagian besar dipakai untuk motret sih, lainnya tidak begitu sering" "Kenapa?" "Hmmm.... karena malas bawa SLR yang gede dan berat mas. Dengan ponsel ini dan untuk pemotretan di ruang terbuka seoerti ini hasilnya tidak beda jauh, bahkan pakai ponsel kadang lebih artistik hasilnya" "Jadi bawa dua ponsel yang satu untuk alat komunikasi dan satunya untuk alat poto?" Kita semua, rombongan yang sama-sama menikmati keindahan lava tour di Merapi tertawa mendengar dialog serius dan santai dari dua teman kita. Sementara itu ada juga yang tertawa kecut mengikuti dialog itu. Selidik punya selidik, ternyata kawanku itu lebih sering memakai iPhone dibanding memakai BB. Bahkan sampai menjelang BBM for Android dan iOS7 diluncurkan, dia tetap hanya memakai BB untuk melakukan komunikasi dengan kawan-kawannya di aplikasi BBM. "Pernah gak memakai BB untuk aplikasi selain BBM?", tanya temanku penasaran "Hehehe... lebih sering masuk kantong mas kalau tidak dipakai untuk BBM-an" "Jadi kenapa dulu memakai BB? Sok gaya, sok elit atau gimana?" "Hahahaha... jangan terlalu serius menuduh gitu donk. Kawan-kawan bisnisku semua memakai aplikasi BBM, jadi aku harus punya BB untuk berkomunikasi dengan mereka." "Kok mahal-mahal hanya dipakai untuk BBM saja? Bukankah harga BB Z10 setara dengan harga iPhone5?" "Yah begitulah mas. Untuk dunia arsitek, lebih nyaman komunikasi lewat BBM dibanding lewat socmed lainnya" "Pada bagian mana BBM lebih sakti dibanding socmed lainnya?" "Begini mas. Di Socmed selain BBM, kadang antara gamnbar dan text jadi satu, sehingga setiap diskusi tentang sebuah gambar, aku harus scroll lagi ke atas dan itu membuang energi. Pada aplikasi BBM diskusi text base dan picture base berbeda ruangan, sehinga kalau pas membahas gambar teknis, kita bisa fokus pada gambar itu tanpa terganggu obrolan yang nyelonong tidak sesuai subyek" "Gitu ya?" "Pengguna ponsel cerdas di Indonesia ada sekitar 30 juta orang dan 40% di antaranya memakai BB, meskipun tidak semua pengguna BB loyal pada merk itu, tetapi itu angka yang besar mas. Jadi bagi para pecinta diskusi gambar secara lebih fokus pasti memilih BB untuk andalan komunikasi mereka" "Yang seperti itu ada berapa persen mas?" "Wah itu pertanyaan yang tidak bisa dijawab" "Kenapa?" "Nggak ada datanya!" Aku jadi ingat kisah aplikasi “Pintails Social Media Marketplace” ketika berjuang melawan para programer dunia, berlomba di AngelHack Silicon ValleySan Fransisco, Amerika Serikat mewakili negara Indonesia. Aplikasi PINTAILS yang menarik ini berjalan dibawah sistem operasi Blackberry, sedangkan platform BB sudah tidak populer lagi di Amerika. Mereka lebih akrab dengan ponsel besutan Apple atau Android. Mungkin aplikasi itu kalah bukan karena berjalan pada platform BB, tapi mungkin itu menunjukkan bahwa platform BB sudah masanya untuk undur diri kalau masih tetap seperti saat ini. Perubahan mendasar yang dilakukan untuk melahirkan BB seri 10 ternyata sangat tidak menggembirakan. BB Z10 jatuh bebas dan hanya dihargai separuh dari harga normal. Para pemakai BB masih lebih suka memakai BB versi lama (OS 7.xx) dibanding memakai OS 10 yang berbeda jauh tetapi tidak terlihat peningkatan yang signifikan. bahkan beberapa aplikasi yang jalan dengan baik di OS 7.xx baru beberapa saat kemudian muncul di BB 10. Tertundanya launching BB 10 juga membuat BB kehilangan momentum, seperti juga saat ini. [caption id="attachment_290812" align="aligncenter" width="640" caption="BBM for iPhone"]

13801157621398135537

[/caption] Tidak mulusnya peluncuran BBM for Android dan iOS7 bisa jadi merupakan lonceng kematian terakhir dari BB, setelah sebelumnya sudah dibunyikan lonceng kematian awal BB pada Rabu 3 Oktober tahun 2012. Sistem yang sama sekali berbeda dengan sistem pendahulunya membuat pengguna BB lama merasa kagok dan malas berpindah ke BB versi baru. Akibatnya saham BB terus turun tanpa bisa dikendalikan lagi. Arogan versi BB sudah diduga banyak pengamat akan memakan tuannya sendiri, bahkan sampai menjelang ajalpun BB masih juga belum banyak berubah arogansinya. Munculnya banyak socmed pesaing BBM membuat kedudukan BB makin goyah dan perlu penanganan yang lebih serius dan rendah hati dari pihak pemilik BB mayoritas. Saatnya menyerahkan perusahaan ini pada nakhoda yang benar dan mungkin BB masih tertolong. Pemikiran adanya BBM for Android dan iOS7 mungkin sebuah terobosan yang bagus, tapi kalau prosesnya membuat pengunduhnya kecewa, maka bisa jadi inilah keputusan menggali kubur sendiri yang dipercepat. Mungkin saya salah, tapi syukur kalau saya memang salah, jadi BB masih bisa bersaing dengan iOS atau Android. Kalau saya ternyata benar, maka BB terpaksa harus merelakan perombakan lebih total tidak hanya pada ujud ponselnya tetapi lebih kepada manajemennya. Tinggalkan kecongkakan dan dengarkan suara pelanggan, itu lebih bijak kayaknya. Salam sehati.

BBM under Android and iOS7

BBM under Android and iOS7

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline