Lihat ke Halaman Asli

Integrasi K3, Lingkungan dan Mutu

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

"Apakah semua proyek sudah melaksanakan Rapat Pagi?", begitu pertanyaanku mengawali diskusi tentang Safety Morning Meeting. Sebagian peserta diskusi menjawab "setiap hari" dan sebagian lagi menjawab "setiap hari .....Sabtu, lengkap dengan senam paginya". "Sanggup enggak kalau kita laksanakan setiap hari beneran dan bukan setiap hari Sabtu alias seminggu sekali?" Kembali sebagian peserta menjawab sanggup dan sebagian lagi masih bersikukuh dengan ketidak sanggupannya. "Oke, mari kita dengar sama-sama pendapat mereka yang tidak sanggup melaksanakan Rapat Pagi. Silahkan mas Robert" "Kalau setiap pagi rapat, kapan kita kerjanya pak?" Jawaban yang cekak aos ini membuat peserta rapat tertawa bersama. Kelihatannya mereka punya jawaban yang sama dengan mas Robert, tapi sungkan menyampaikannya padaku karena mungkin "ice breaking" yang kuberikan masih belum mencairkan suasana. "Pertanyaan yang bagus dari mas Robert. Kalau kita rapat terus, kapan kita kerja? Sip! Ini jawaban yang bagus dari mas Robert" Kulihat mas Robert dan teman-teman lain yang sependapat dengan mas Robert mulai nyaman dengan jawabanku, terlihat senyum di wajah mereka dan bukan terlihat penolakan atas ajakan Rapat Pagi. "Ada teman-teman lain yang bisa membantuku menjawab pertanyaan mas Robert?" Kulihat seorang mengacungkan jarinya dan segera kudekati. "Ya silahkan mas...", kuulurkan mic padanya. "Boleh nanya saja pak bukan menjawab?" Kelaspun langsung riuh dengan gelak tawa. "Ini namanya bertahan dengan cara menyerang, ditanya malah ganti tanya. Oke silahkan mas..." Aku sebenarnya tidak mau kehilangan fokus, tapi untuk lebih mencairkan suasana, maka tantangan inipun kuterima. "Mengapa kita harus melaksanakan SMK3 padahal kita sudah mengadopsi OHSAS 18001?", begitu pertanyaan yang diajukan oleh Mas Slamet. "Bagus pertanyaannya mas Slamet. Nanti ya saya jawab. Kita jawab dulu soal dari mas Robert. Ayo silahkan kalau ada yang mau membantu menjawab" Kulihat di deretan bangku belakang ada yang mengacungkan jari. Segera kuhampiri dan kuserahkan mic padanya. "Silahkan jawab mas Fero" "Rapat pagi ini paling lama lima belas menit, mungkin lima menit saja sudah selesai, jadi tidak akan mengganggu pekerjaan kita, justru akan membuat pekerjaan kita makin terarah, jadi sesuai dengan tujuan kita menjalankan SMK3, yaitu memberikan nilai tambah bagi yang melaksanakannya" "Wah...bagus sekali jawaban mas Fero ini. Mari kita beri aplus untuk mas Fero" Tepuk tangan dari para peserta diskusi membuat suasana makin cair, para pesertapun makin berani bertanya. "Kalau tiap hari masih berat pak, apalagi harus pagi. Boleh enggak kalau agak siangan" Kembali ada sukarelawan yang membantuku menjawab pertanyaan ini. "Yang disebut pagi disini relatif, jadi bukan harus jam 8.00. Bila pekerjaan kita memang dilakukan pada siang hari atau sore hari, maka yang penting kita lakukan rapat sebelum pekerjaan itu kita lakukan" Suasana menjadi makin seru, karena pertanyaan-pertanyaan terus mengalir. "Repot membuat daftar hadir dan risalah rapatnya pak", begitu salah satu pertanyaan yang diamini oleh sebagian besar peserta rapat. Seorang peserta langsung angkat suara untuk menjawab pertanyaan ini. "Rapat ini kan tidak perlu pakai daftar hadir kan pak? Jadi bisa dilaksanakan di warung kopi atau saat sarapan pagi, yang penting materi rapat kita bahas. Jadi santai tapi serius" Kembali applause diberikan pada mereka yang bertanya dengan pertanyaan yang menusuk dan juga jawaban yang cerdas dari mereka. "Pada sistem integrasi K3, Lingkungan dan mutu, maka rapat pagi yang kita adakan memang tidak melulu hanya bicara tentang K3 saja, seperti yang selalu dilakukan pada acara safety morning meeting" Akhirnya aku memberikan gong jawaban keraguan mereka terhadap rapat pagi. "Bentuk Rapat ini sangat informal dan lebih ke arah koordinasi. Rapat tidak harus dipimpin oleh seorang Kepala Proyek, cukup oleh pelaksana setempat, bahkan pembantu pelaksanapun bisa memimpin rapat ini" "Kalau sebuah proyek mempunyai 2 pelaksana dan 4 pembantu pelaksana, maka rapat bisa dilaksanakan di enam tempat. Masing-masing rapat akan membahas beberapa isu penting seputar K3, lingkungan dan mutu" "Sebagai contoh, rapat dengan pekerja yang akan melaksanakan pekerjaan pengecoran kolom di area A59, maka akan terjadi dialog yang kurang lebih begini" "Pelaksana akan bertanya, apa target pekerjaan hari ini? Jawaban mandor atau pekerja, kuranglebih adalah akan mengecor kolom di daerah A59 dengan kebutuhan beton sebanyak 10 kubik" "Pelaksana akan melanjutkan pertanyaannya, dengan pertanyaan yang menyangkut sumber daya yang diperlukan untuk mendukung kegiatan mandor atau pekerja tersebut" "Kalau pertanyaan pertama tadi lebih banyak mengadopsi masalah ISO 9001, maka disini kita sudah mulai menyinggung masalah K3, yaitu kesesuaian sumber daya yang diperlukan dengan pekerjaan yang akan dilakukan" "Dengan pekerjaan pengecoran kolom tersebut, sumber daya apa yang harus ada dan apakah sudah memenuhi standard yang ditentukan?" "Apakah jumlah orang yang akan bekerja sudah memadai, terlalu banyak atau kurang banyak? Apakah semua pekerja dalam kondisi sehat dan siap melaksanakan pekerjaan itu. Pekerja yang terlihat ngantuk, karena begadang nonton dangdutan mungkin, kita seleksi dan kita persilahkan untuk istirahat atau diberi pekerjaan lain yang sesuai, bila ada" "Nah ada pertanyaan lain?" Para hadirin puas dan akupun capek setengah mati. Maklum badan baru sakit, untungnya pagi-pagi tadi aku sudah sempat ke dokter, meskipun setelah ke dokter aku malah harus meluncur ke Mojokerto untuk acara sharing bisnis dengan teman-teman TDA Mojokerto. Acara ini dimulai jam 13.00 dan berakhir jam 16.00 dengan kondisi infeksi tenggorokan, sebuah rekor buatku. Kalau tidak sedang sakit tenggorokan, dua haripun aku sanggup memimpin acara semacam ini, namun dengan kondisi seperti ini aku harus membagi waktu antara berbicara dengan minum air putih. Alhamdulillah, semua telah berlangsung dengan baik. Tinggal satu pertanyaan yang belum kutulis jawabannya. Barangkali ada pembaca yang mau berkontribusi untuk menjawabnya? Silahkan. "Mengapa kita harus melaksanakan SMK3 padahal kita sudah mengadopsi OHSAS 18001?", begitu pertanyaan yang diajukan oleh Mas Slamet. +++ Ada yang terpesona, ada yang melamun dan ada yang sibuk sendiri +++ Dimuat juga dalam blog pribadi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline