"Pemanasan Global bukan isu lagi", begitu salah satu kalimat yang selalu diucapkan Walikota Bekasi di Radio Dakta setiap aku mengarungi perjalanan dari Bekasi ke Jakarta. "Tanamlah pohon, hijaukan semua tempat yang bisa dihijaukan!" Begitu semangatnya penghijauan di keluargaku, sampai-sampai saat demo masak mie di rumahkupun temanya membuat Mie "Hijau", sebuah warna yang identik dengan kelestarian alam. Mungkin karena anak-anakku juga sangat mendukung gerakan ramah lingkungan, maka "mindset" kita sudah berubah sejak pemanasan global sudah bukan isu lagi. Pemanasan global memang sudah terjadi, akupun terus setia dengan posisiku sebagai supporter Greenpeace, meskipun kita semua tahu, bahwa Greenpeace masih kurang populer dan belum memberikan "outcome" yang signifikan.
Greenpeace masih perlu dukungan semua pihak, semua tingkatan dan semua komponen bangsa agar gaung Greenpeace terus menggema dan selalu penuh energi. Kita mulai gaungkan kepedulian kita pada kegiatan yang ramah lingkungan, syukur-syukur kita mampu memberikan kegiatan yang bertujuan untuk memperbaiki lingkungan. Kita mulai dari yang kecil-kecil saja, mulai dari lingkungan kita sendiri dan tentu saja kita mulai sejak sekarang. Itulah yang kemudian kulakukan, bekerja sama dengan seluruh teman-teman yang ada di kompleks, kita tanam pohon di antara pohon-pohon yang sudah ditanam beberapa tahun lalu. Setiap kepala keluarga wajib merawat tanaman yang ada di depan halamannya masing-masing, begitu persyaratan yang kita berikan pada mereka yang mau berpartisipasi dengan melakukan kegiatan yang bertujuan untuk memperbaiki lingkungan. Pohon Mangga ini ditanam sembilan bulan lalu dan sekarang sudah terlihat senang dengan lingkungannya yang baru. Dia penuh tunas dan siap untuk menjadi peneduh dan bantuan nafas bagi bumi kita tercinta ini. Dana penghijauan ini kita ambilkan dari dana kas warga yang selalu ikhlas bila dananya dipakai untuk kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan rasa kebersamaan warga dan kelestarian lingkungan di kompleks kita. Senangnya mempunyai tetangga yang peduli dengan kebersamaan warga dan selalu berprasangka positip terhadap para pengurus RT yang bekerja tanpa pamrih dan tanpa digaji. Kecintaan terhadap lingkungan kompleks ini merupakan cerminan kita akan kecintaan pada Bangsa dan Negara. Inilah kecintaan pada Bekasi, kota yang membuat kita selalu merasa aman dan tenteram tinggal di dalamnya. Kecintaan pada Bekasi ini ditunjang dengan ikut sertanya aku dalam komunitas BeBlog [Blogger Bekasi]. Inilah sebuah kelompok yang tidak eksklusif, merakyat dan penuh dengan aroma sinergi tanpa batas. Itu pula yang membuat komunitas inipun akhirnya tertarik untuk bekerja sama dengan komunitas TDA Bekasi, yang memang sudah lebih dahulu berdiri dan selalu fokus untuk meningkatkan jumlah insan Indonesia yang peduli akan perlunya semangat selalu memberi, menebar rahmah ke lingkungan masing-masing. Makin hari kecintaan pada Bekasi makin kurasakan terus menebal, apalagi dengan adanya sosok walikota yang ternyata punya blog pribadi. Akupun langsung mendaftar di blog pribadinya. Jangan-jangan aku yang pertama terdaftar sebagai anggota blog pribadi pak Walikota ya? Aku tidak tahu apakah blog itu ditulis langsung oleh pak Walikota, seperti blognya pak KK yang ditulisnya sendiri ataukah itu hasil tulisan dari tim beliau, bagiku semua itu tidak masalah. Yang penting blog itu bisa menggambarkan sebuah sosok yang peduli akan kelestarian alam, religius dan juga visioner. Beberapa tahun silam, kita selalu sangat peduli akan kualitas sebuah produk, namun untuk kali ini kualitas saja masih belum menjawab tantangan yang ada saat ini. Kita butuh produk yang lebih ramah lingkungan dan kita juga butuh sosok pemimpin yang tidak kenal lelah menyuarakan isu-isu lingkungan yang terus dikesampingkan oleh para perusak lingkungan. Para perusak lingkungan banyak yang kurang sadar bahwa tindakan mereka telah menggerogoti kelestarian alam. Betapa seringnya kita dengar perintah untuk mencetak sesuatu hal padahal tanpa kegiatan mencetakpun suatu hal tersebut masih bisa disampaikan ke orang lain yang membutuhkan. Selembar kertas yang kita pergunakan nilainya kadang bisa menjadi begitu mahal, karena untuk membuat kertas butuh menebang pohon yang kalau tidak ditangani dengan benar akan membuat penggundulan hutan secara semena-mena. Berbahagialah mereka yang sudah bisa menjalankan 3R [Reduce, Reuse, Recycle], sehingga bisa mengurangi sumber daya alam yang kadang begitu rakus kita habiskan. Kurangilah pemakaian kertas sebisa kita, bila perlu daur ulang kertas yang ada. Di internet banyak sekali cara untuk membuat kertas dengan proses daur ulang. Kita tinggal memilih salah satu cara yang ada. Jadi lengkaplah sudah kota kita ini untuk dicintai. Di kota Bekasi ini bercokol berbagai komunitas yang saling bersinergi. Kumulai dari lingkungan terkecil, komunitas RT-ku, komunitas Cimart, Mastermind CIkarang, TDA Bekasi, TDA Pusat, Blogger Cikarang, BeBlog [blogger Bekasi], Kompasiana, Politikana, DagDiGDug dan berbagai komunitas yang lain yang ternyata dedengkotnya banyak yang berdomisili di Kota Bekasi. Yang lebih jos lagi, walikotanya demen ngeblog !:-) Yang lebih membuatku terharu adalah tekad dari teman-temanku untuk menjadikan aku sebagai pemenang kontes SEO di Pertamina, padahal aku tidak ahli SEO dan kalaupun menang pasti bukan karena aku yang hebat tapi dukungan back-link dari teman-teman Blogger. Itu pula yang membuat hadiah kontes SEO yang pernah kudapat, kuberikan pada suatu badan sosial yang lebih membutuhkan dari pada untuk diriku sendiri, toh yang membuatku menang adalah usaha dari teman-temanku. Jadi kalau mau mendukungku dalam kontes SEO Pertamina, percayalah hadiahnya akan kusumbangkan pada badan yang lebih membutuhkan. Bravo Bekasi, aku cinta Bekasi FULL and FOREVER...!!!:-) +++ Andai semua sudut kota Bekasi bisa seperti jalan di belakang rumahku ini. Setiap hari libur kami habiskan waktu berjalan-jalan di belakang rumah, sambil merasakan hawa segar yang selalu memenuhi paru-paru kami secara gratis. Meskipun saat ini susah mencari lapangan bola, tetapi anakku tetap rajin jalan-jalan bawa bola dan main dimanapun bisa main. Lumayan kalau bisa ketemu lapangan seperti ini. Tanpa perlu tiang gawang, yang penting bisa olah raga untuk menyehatkan jasmani dan rohani [mensana in corporisano]. Bekasi memang pantas dicintai warganya. +++ dimuat juga di blog pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H