Lihat ke Halaman Asli

KKN Unsika Melakukan Sosialisasi Pentingnya Pelestarian Mangrove

Diperbarui: 17 November 2021   18:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Meningkatnya intensitas erosi pantai di wilayah pesisir Kabupaten Karawang, khususnya di wilayah Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya akhir-akhir ini, menarik perhatian banyak pihak untuk turut serta memperbaiki kondisi lingkungan pantai. Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) sebagai salah satu pemangku kepentingan (stakeholder) di Kabupaten Karawang, berusaha hadir untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi masyarakat pesisir, melalui berbagai kegiatan Tridarma Perguruan Tinggi. 

Wujud pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi tersebut berupa kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat yang diintegrasikan dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa, dengan melaksanakan kegiatan sosialisasi tentang pentingnya kelestarian mangrove di areal sempadan pantai. Kegiatan tersebut diharapkan dapat mendorong masyarakat Desa Cemarajaya untuk meningkatkan kepedulian terhadap kondisi ekosistem pesisir yang ada di wilayahnya, sekaligus menciptakan dan membina kader-kader lingkungan baru.

Menurut Dr. Dede M. Sulaiman dalam bukunya yang berjudul “Penanggulangan Erosi Pantai”, erosi pantai didefinisikan sebagai proses mundurnya garis pantai dari kedudukan semula yang antara lain disebabkan oleh tidak adanya keseimbangan antara pasokan dengan kapasitas angkutan sedimen. 

Erosi pantai biasanya terjadi di pantai landai yang berpasir atau berlumpur. Berbeda dengan erosi pantai, abrasi terjadi karena adanya proses pengikisan batuan atau material keras, seperti dinding atau tebing batu, diikuti dengan longsoran (runtuhan material). 

Menyusutnya daya tahan material tersebut umumnya disebabkan oleh pengaruh cuaca, sehingga material tersebut tidak dapat mengimbangi kekuatan arus dan gelombang laut. Erosi pantai dan abrasi dapat terjadi karena dua faktor, yaitu faktor alam dan faktor manusia. 

Umumnya, erosi pantai dan abrasi disebabkan oleh aktivitas manusia dengan melakukan eksploitasi sumber daya alam pesisir, seperti alih fungsi kawasan mangrove menjadi areal pertambakan, pemukiman dan penggunaan lainnya, serta penambangan pasir laut dan berbagai aktivitas manusia lainnya. 

Aktivitas-aktivitas eksploitasi tersebut menimbulkan gangguan keseimbangan terhadap alam pesisir, sehingga mendorong terjadinya erosi pantai.

Desa Cemarajaya merupakan salah satu wilayah pesisir di Kabupaten Karawang yang terdampak erosi pantai dengan tingkat kerusakan yang tinggi. 

Hal tersebut didasarkan pada hasil penelitian Dr. Azis Kemal Fauzie, peneliti dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Karawang, dalam artikel jurnalnya yang berjudul “Analysis of Short and Medium Term Coastal Abrasion and Accretion Rates using GIS in Karawang, West Java”. 

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa berdasarkan pengamatan selama kurun waktu 27 tahun, lahan pesisir di Desa Cemarajaya dan sekitarnya hilang akibat erosi pantai seluas lebih dari 186 hektar, atau hampir mencapai 7 hektar setiap tahun. Sementara itu, garis pantai yang terdampak sepanjang lebih dari 15 kilometer, serta mengalami kemunduran rata-rata hampir 120 meter.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline