Lihat ke Halaman Asli

Tindakan Kriminal di Tengah Krisis Ekonomi Berakhir Nyawa Melayang

Diperbarui: 18 Januari 2023   11:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Aksi dua orang begal motor di Pebayuran, Kabupaten Bekasi, dipergoki warga. Kedua pelaku menjadi sasaran amuk massa hingga tewas. Peristiwa itu terjadi di Desa Karangreja, Pebayuran, Kabupaten Bekasi, pada Selasa (10/1/2023), pukul 11.20 WIB.

Saat itu, korban berinisial F (28) tengah mengendarai motornya di Kampung Kobak Rante. Di tengah jalan, ia dipepet oleh 2 pelaku. Seorang pelaku lalu merampas kunci motor korban. Korban pun berteriak hingga dua pelaku diamuk massa, Kedua pelaku sempat dibawa ke rumah sakit. Karena luka yang diderita cukup parah, pelaku meninggal dunia.
(detikNews, 10/1/22)

Nilai nyawa yang dipandang murah, antara kebutuhan dan keinginan yang tidak di seimbangi, akhlak yang begitu kurang pada masyarakat menambah sempitnya pandangan masyarakat akan kehidupan. Tak hayal bila kriminalitas terus  meningkat tiap tahunnya. Hanya karena motor yg rendah nilainya manusia begitu mudahnya menukar nyawa mereka.

Kriminalitas merajalela hanya terjadi di sistem Kapitalisme. Harga bahan pokok yang serba melejit menjadi pemicu utama meningkatnya kriminalitas. Pengangguran dan PHK yang menggurita, skill masyarakat yang nihil menjadikan mereka berpikir sempit dalam mencari penghasilan. Sehingga tidak ada cara lain untuk menambah penghasilan ekonomi kecuali dengan mencuri.

Seharusnya ditengah krisis ekonomi, masyarakat mampu membedakan kebutuhan dan keinginan sehingga pengeluaran finansial bisa ditekan. Selain itu perlunya masyarakat sadari akan hakikat kehidupan yang hakiki.  dimana kehidupan dunia  hanya sebentar dan tidak abadi. Sebagaimana dalam hadits;

 "Demi Allah, tidaklah dunia dibandingkan akhirat kecuali seperti seseorang dari kalian mencelupkan jarinya ke laut, maka lihatlah apa yang tersisa di jarinya jika ia keluarkan dari laut?"(HR Muslim no 2868)

Sehingga alih-alih melakukan tindakan kriminal yang ada adalah meningkatnya syukur pada masyarakat. Tentu hal itu perlunya ada edukasi serta intens nya pemahaman agama pada masyarakat. Yang mampu membentuk benteng yang kuat dalam mengarungi kehidupan.

 Perlunya sanksi yang Tegas

Hukum pasal karet yang ada di dalam negeri menyebabkan tidak jera-nya para pelaku kriminal. Yang ada malah membludaknya kriminalitas karena hukum dalam negeri yang bisa ditawar. Sanksi penjara yang tidak menakutkan, serta hukuman yang bisa dikurangi menyebabkan para pelaku kejahatan terulang.

Kesadaran akan hukum/sanksi  hanya akan ada dalam sistem Islam. Selain karena memberikan efek jera juga dapat memberikan bekas pada pelaku. Misal: pelaku pencuri hukumannya di potong tangan, tentu ini akan menimbulkan ketakutan pada masyarakat.   Sehingga para pelaku kejahatan atau kriminal hanya bisa dihitung jari saja.  

"Adapun orang laki-laki maupun perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) balasan atas perbuatan yang mereka lakukan dan sebagai siksaan dari Allah swt."(Al-Maidah ayat 38)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline