Lihat ke Halaman Asli

Said Mustafa Husin

Freelance, pemerhati kebijakan dan wacana sosial, penulis profil tokoh dan daerah, environmental activists.

Perdana Menteri Syeikh Hasina di Antara Hegemoni yang Mulai Tergerus

Diperbarui: 27 Juli 2024   21:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demo mahasiswa di Bangladesh (Foto Reuters/Mohammad Ponir Hossain)

"Ribuan mahasiswa yang sangat marah, tumpah ruah di sejumlah ruas jalan di ibu kota Bangladesh, Dhaka. Mereka bentrok dengan polisi hingga berdarah-darah dan lebih 170 orang dilaporkan kehilangan nyawa. Apa yang menggerakkan mereka" 

Kamis 18 Juli 2024 malam, ibu kota Bangladesh, Dhaka sangat mencekam. Ribuan orang menggeruduk stasiun televisi BTV. Tak lama, sebagian dinding bangunan stasiun televisi pemerintah itu menyala dijilati lidah api. Jendela, perabot dan berbagai peralatan di dalam gedung dirusak dan dipecahkan

Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa bahkan aparat keamanan juga menembakkan peluru karet ke kerumunan massa. Akibatnya korban berjatuhan, sebagian besar korban luka, namun jumlah korban tewas juga tak kalah banyaknya, lebih 170 jiwa

Perdana Menteri Sheikh Hasinah menyampaikan pidato untuk meredakan kerusuhan dan kekerasan dalam aksi massa di lapangan, namun yang terjadi justeru sebaliknya, eskalasi aksi massa terus meluas ke berbagai wilayah. Bahkan tuntutan aksi makin jauh, mereka mengajak diberlakukan mogok nasional

Gerakan perlawanan rakyat terhadap kekuasaan seperti yang terjadi di Bangladesh ini telah terjadi di banyak pemerintahan sejak abad ke 18. Misalnya Revolusi Perancis (1789-1799). Hanya dengan semboyan Liberte, Egalite, fraternite, kaum proletar bergerak menggulingkan kekuasaan

Ada juga Revolusi Amerika (1765-1783), Revolusi Inggeris (1640 -- 1668) bahkan ada Revolusi Haiti (1791 -- 1804) . Mengutip berbagai catatan, gejolak perlawanan rakyat biasanya disebabkan berbagai alasan seperti kebijakan penguasa yang tidak pro rakyat ditengah situasi ekonomi yang buruk  

Dalam Revolusi Perancis kemarahan rakyat dipicu oleh sikap absolutisme kerajaan serta signeuralisme di kalangan kaum buruh, para petani dan rakyat jelata lainnya. Selain itu ada hal-hal lain yang ikut memicu seperti bangkitnya gagasan-gagasan kaum pencerahan.

Namun utang nasional yang tidak terkendali akibat perang melawan Inggeris termasuk hal yang sangat memicu kemarahan rakyat dalam Revolusi Perancis. Kondisi ini diperparah oleh sistem pajak yang tidak seimbang serta situasi ekonomi yang buruk.

Dari sekian banyak alasan yang memicu kemarahan rakyat dalam Revolusi Perancis, salah satunya adalah hak-hak istimewa yang diberikan kepada kaum bangsawan. Hak istimewa ini mencakup bidang hukum, sosial, ekonomi seperti pajak dan lainnya   

Ini hampir sama dengan akar permasalahan perlawanan rakyat di Bangladesh. Perlawanan rakyat yang dimotori mahasiswa di Bangladesh bermula dari sistem kuota pegawai negeri sipil. Mahasiswa marah terhadap sistem kuota yang diterapkan pemerintah untuk mendapatkan pekerjaan di sektor publik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline