Lihat ke Halaman Asli

Said Mustafa Husin

Freelance, pemerhati kebijakan dan wacana sosial, penulis profil tokoh dan daerah, environmental activists.

Hizbullah Partai Allah ?

Diperbarui: 25 Agustus 2021   04:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hasan Nasrallah (Foro Sindonews.net)

Usai mengikuti Gerakan Indonesia Salat Subuh berjemaah di Masjid Baiturrahim, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Jumat (13/4) pagi. Amin Rais dalam tausyiahnya bicara tentang Hizbullah. 

Ketua Penasihat Persaudaraan Alumni 212 ini sebenarnya hanya ingin mendikotomikan partai-partai politik di Indonesia jadi dua kutub yakni partai setan atau hizbusy syaithan dan partai Allah atau hizbullah.

Mungkin subuh itu luput dari ingatan Amin Rais bahwa sebuah kelompok yang dipimpin Hasan Nasrallah di Libanon juga bernama Hizbullah. Kelompok ini telah menampakkan sepak terjangnya di Negara yang memiliki karkater berbeda dengan seluruh Negara di dunia.

Ada banyak perbedaan pendapat tentang Hizbullah dan Hasan Nasrallah di kalangan ulama dan cendekiawan muslim. Diantara mereka ada yang membela mati-matian Hizbullah dan menganggap Hasan Nasrallah sebagai khalifah kaum muslimin.

Namun ada juga kalangan ulama dan cendekiawan muslim yang menyerangnya habis-habisan hingga mengeluarkan Hizbullah dari Islam. Bahkan Metrotvnews.com Senin 20 November 2017 menyajikan berita tentang "Liga Arab Nyatakan Hizbullah adalah Kelompok Teroris".

Dari berbagai catatan yang dirangkum, Hizbullah (Partai Allah / Partai Tuhan) adalah organisasi politik dan paramiliter dari kelompok Syiah di Libanon. Kendati kelompok ini  baru didirikan pada tahun 1982, namun mempunyai pengaruh besar dalam politik Libanon.

Hizbullah memberikan pelayanan sosial, mendirikan sekolah-sekolah, rumah sakit, membuka daerah pertanian serta perlayanan lainnya untuk ribuan warga Shia'a Libanon. Hanya saja, kelompok ini dianggap sebagai organisasi teroris tidak saja oleh Liga Arab tapi juga oleh Amerika Serikat, Israel, Kanada, dan Australia.

Berdirinya organisasi Hizbullah di Libanon tidak terlepas dari faham Syiah yang berkiblat ke Madrasah Ad-diniyah Najaf dan partai dakwah Islam yang diketuai oleh Muhammad Baqir As-Sadr di Irak. Lembaga ini telah mencetak generasi-generasi militan Syi'ah di Lebanon, satu diantaranya adalah Musa As-Sadr.

Ketika kancah perpolitikan Lebanon mulai nampak keruh pada tahun 1978, As-shadr tiba-tiba menghilang dari kancah perpolitikan. Bersamaan dengan itu muncullah nama Muhammad Husain Fadlullah sebagai figur di dunia pendidikan dan politik, yang secara tidak langsung mempengaruhi kondisi perpolitikan di Lebanon.

Nama Muhammad Husain Fadlullah kian mencuat seiring dengan berdirinya Hizbullah pada tahun 1982. Bahkan ia sempat dinobatkan sebagai pimpinan spiritual Hizbullah, akan tetapi ia menolaknya. Namun demikian tak seorangpun memungkiri kiprah Fadlullah dalam memajukan Hizbullah, baik dalam bidang politik maupun militer.

Hizbullah di Libanon tidak menerapkan sistem kepemimpinan yang jelas hingga tahun 1989. Kebijakan-kebijakan yang diambil biasanya dilakukan dengan cara mufakat. Pemilihan pimpinan tertinggi pertama baru digelar pada tahun 1989, dan terpilihlah Shubhi Thufaili, sebagai pimpinan Hizbullah. Untuk masa jabatan 1989-1991.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline