Lebih dari satu juta warga Venezeula kini menerobos perbatasan negara tetangga seperti Kolombia, Peru, Cile, Brasil dan Argentina. Mereka meninggalkan Venezeula, sejak negara terkaya di Amerika Latin itu dilanda krisis ekonomi, kekurangan bahan makanan dan Hyperinflasi.
Badan Pengungsi PBB (UNHCR), pada Senin (12/3/2018), meminta negara-negara yang diterobos masuk oleh warga Venezeula untuk menganggap mereka sebagai pengungsi. Badan pengungsi PBB meminta negara-negara itu tidak mendeportasi, mengusir atau memaksa mereka kembali terkait situasi saat ini di Venezuela.
Dilansir Miami Herald, UNHCR menyampaikan permintaannya dalam laporan bertajuk "Guidance Note on the Outflow of Venezuelans" atau "Pedoman soal Aliran Warga Venezuela". Dalam laporan tiga halaman itu, UNHCR meminta negara-negara itu menjamin tempat tinggal dan hak bekerja bagi warga Venezuela.
Memang tak ada yang menyangka, Venezeula negara yang diperkirakan lebih kaya dari Arab Saudi itu, kini terpuruk dalam kemiskinan. Cadangan minyak Venezeula berdasarkan data OPEC, sekitar 300 miliar barel, diperkirakan bisa bertahan hingga 200 tahun. Cadangan minyak Venezeula ini jauh lebih besar dari cadangan minyak Arab Saudi sekitar 250 miliar barel.
Namun yang terjadi kini, Venezeula lumpuh tak berdaya. Uang kertas Venezeula, Bilovar tidak bernilai sama sekali, malah uang kertas itu kini dijadikan bahan membuat tas tangan. Rakyat kelaparan karena tidak ada ketersediaan bahan makanan. Saking laparnya, rakyat Venezeula yang terbiasa hidup mewah kini tak segan menjarah toko makanan.
Pertengahan Januari 2018 ini, seorang lelaki muda Jose Materan (19 tahun) tewas ditembak petugas pengawal truk yang tengah mengangkut bahan makanan. Jose ditembak saat menjarah bahan makanan bersama warga lainnya di sebuah truk pengangkut bahan makanan di sebuah jalan raya dekat pemukiman kumuh di pedesaan Portuguese.
Kelangkaan bahan makanan di Venezeula terus memburuk. Orang-orang lapar di Venezeula tak segan-segan menjarah toko. Diperkirakan dua pertiga toko makanan dan minuman di perbatasan Kolombia kini tutup. Bahkan warga Venezeula kini tak segan merampas dan menyembelih hewan ternak yang tengah digembalakan.
Apa sebenarnya pemicu krisis Veneuzela
Kondisi buruk di Venezeula terjadi setelah presiden Hugo Chaves meninggal dunia pada 2013 lalu. Ia digantikan wakil presiden yang juga politisi PSUV, Nicolas Maduro. Maduro sebenarnya meniru kepemimpinan Chaves, memanfaatkan penerimaan negara dari minyak untuk mengatasi kesenjangan sosial dan mengentaskan warga dari kemiskinan.
Hanya saja, Venezeula memang sudah sejak lama terbelah dalam dua kubu politik yakni pendukung dan penentang kebijakan Chaves. Sejak Chaves meninggal dunia ketegangan dua kubu ini semakin ditampakkan. Kelompok oposisi yang mulai bersuara lantang mengatakan, sejak PSUV berkuasa pada 1999, institusi demokrasi melemah dan penataan perekonomian tak berjalan efektif.
Dituduh begitu, kelompok pendukung kebijakan Chavez balik menuduh kelompok oposisi sebagai kelompok elite yang sengaja mengeksploitasi warga miskin demi tujuan mereka sendiri. Bahkan kelompok pendukung kebijakan Chaves menuding pemimpin oposisi dibayar oleh Amerika Serikat.