Penulis: Farid Asyhadi
Pemerhati Kebijakan Publik
(asyhadi002@gmail.com)
Di Pemerintah Kabupaten Mamuju, Muhammad Haksa Kharakan memegang tanggung jawab besar sebagai Kepala Bidang Sumber Daya Air di Dinas PUPR. Setiap hari, Haksa dihadapkan pada tantangan menjaga dan mengelola air---sumber kehidupan yang sangat vital---terutama dengan ancaman banjir yang kerap menghantui wilayah ini.
Dalam program "Buka Ruang," Haksa menjelaskan tugasnya yang tampak sederhana namun penting. "Tugas pokok kami adalah mengawasi, memelihara, dan mengendalikan sumber daya air, termasuk pengawasan sungai sesuai kewenangan yang berlaku," ujarnya. Namun di balik tugas itu, ada upaya terus-menerus untuk melindungi masyarakat dari banjir dan memastikan pasokan air untuk pertanian tetap terjaga.
Mamuju, sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi, sering dilanda banjir tahunan. Untuk mengatasi ini, visi pemerintah kabupaten adalah memperkuat infrastruktur terkait sumber daya air.
Haksa menjelaskan, "Kami sering melakukan normalisasi sungai, pengerukan saluran, dan pemeliharaan daerah irigasi, bahkan terlibat dalam intervensi saat bencana."
Salah satu keberhasilan yang dibanggakan adalah pembangunan tanggul penahan ombak di Rangas, area yang sering terkena abrasi. "Masyarakat meminta tanggul karena abrasi merusak pekuburan mereka, dan sekarang tanggul sudah berdiri untuk menahan ombak," kata Haksa. Ini adalah bukti bagaimana aspirasi warga bisa diwujudkan oleh pemerintah.
Namun, tantangan besar tetap ada. Debit air yang terus meningkat setiap tahun, akibat pembukaan lahan di pegunungan, menambah beban saluran air di kota.
"Debit air dari pegunungan meningkat, sedangkan kapasitas sungai tak lagi memadai. Ini bukan hanya tugas PUPR, tapi PR bersama," tegas Haksa, menyerukan kerja sama dari berbagai pihak.