Lihat ke Halaman Asli

Pesan Alam dalam Sepotong Tahu

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tahu jepang (Foto: Sribudi Astuti)

Gara-gara sebuah foto  tentang pria papua berkoteka yang sedang membuat tahu yang dibagikan seorang teman lewat facebook, saya teringat tentang sebuah artikel dari majalah lookjapan yang saya baca jaman kuliah. Dalam majalah jadul itu diceritakan mengapa tahu di Kyoto mempunyai kelezatan yang sangat terkenal di seantero Jepang, bahkan mungkin dunia.

Konon kelezatan tahu di kyoto disebabkan beberapa faktor. Pertama karena faktor air yang berkualitas baik, kalau dalam lookjapan disebut air yang lembut yang sangat baik untuk membuat tahu yang lembut.  Hal kedua yang memengaruhi kelezatan tahu adalah banyak kuil di Kyoto dimana para biksu di kuil tersebut adalah vegetarian yang tidak memakan daging maupun ikan, sehingga rata-rata mereka mengandalkan tahu sebagai sumber proteinnya, dan karena memakan tahunya, mereka menjaga air yang digunakan untuk membuatnya, hmm.. arif bukan??. Hal ketiga yang menopang kelezatan tahu Kyoto adalah kedelai sebagai bahan utama mempunyai kualitas yang sangat baik, dan yang terakhir adalah bahwa membuat tahu bukan sekedar untuk memenuhi kebutuhan pangan, tetapi sebagai tradisi yang turun temurun dan ada lulus dan tidak lulusnya dalam tradisi tersebut. Setiap toko tahu mempunyai sejarah panjang yang diwariskan dari generasi ke generasi dan bersaing ketat dengan toko lainnya.

Kembali ke pria berkoteka sedang membuat tahu, bagi sebagian orang mungkin menganggap itu lucu, aneh, bahkan ada yang melemparkan lelucon bahwa tahunya bisa enak karena yang membuat tahu tidak berpakaian. Saya justru mempunyai arah pikiran yang lain, bisa jadi tahu yang dibuat oleh orang papua itu mempunyai citarasa yang enak karena faktor air yang belum tercemar, meskipun secara persyaratan produksi, pekerjanya tidak memenuhi persyaratan pekerja di industri pengolahan makanan yang menuntut produk yang higienis.

Secara tersirat, rasanya ada pesan alam lewat sepotong tahu, kalau ingin tahunya lezat, jagalah  sumber sumber air yang dipergunakan untuk mengolahnya. dan menjaga sumber-sumber air itu adalah bagian dari melestarikan sumberdaya alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline