Mengenyam pendidikan di luar negeri merupakan impian semua anak Indonesia, selain mendapatkan pendidikan bertaraf kelas dunia, kesempatan berkuliah diluar negeri merupakan momentum untuk meningkatkan kemampuan serta pengalaman bertemu dengan banyak orang yang berbeda budaya, bahasa dan etnis.
Kesempatan berkuliah dan merasakan kuliah di luar negeri dialami oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) Universitas Esa Unggul (UEU), Jovin. Dalam wawancara yang dihimpun oleh esaunggul.ac.id, Jovin menceritakan proses dirinya hingga sampai lolos dan mendapatkan kesempatan lolos di IISMA 2021 dan akan merasakan kuliah di Middle East Technical University, Turkey
Mahasiswa Semester 7 ini mengatakan salah satu persayaratan yang harus dilengkapi oleh peserta seleksi IISMA ialah membuat Esai dalam bahasa inggris, Menurutnya Esai yang kita buat memegang peran yang cukup besar dalam menentukan apakah kita akan lolos ke tahap selanjutnya atau tidak.
"Karena ditahap pembuatan esai ini kita akan mempresentasikan diri kita dalam bentuk tulisan, jadi salah satu cara saya untuk dapat lolos ialah membuat esai tersebut menjadi se-unik mungkin, karena kalau hanya sekedar bagus saja masih banyak yang lebih bagus, namun jika saya membuat esai secara unik ini akan mendapatkan nilai plus bagi saya," terangnya.
Mahasiswa yang menyukai film Imperfect ini pun mengatakan saat pertama kali dirinya melihat pengumuman bahwa dirinya berhasil lolos IISMA dan berkuliah di luar negeri, ia sangat senang, karena cita-cita untuk merasakan berkuliah di luar negeri adalah impian Jovin sejak kecil.
"Perasaannya sudah pasti sangat senang, karena dari dulu saya selalu bermimpi untuk bisa merasakan bagaimana kuliah di luar negeri namun karena keterbatasan ekonomi, saya mengurungkan mimpi tersebut. Namun ternyata, Tuhan selalu punya cara unik yaitu saya mendapatkan beasiswa unggulan di univ esa unggul ditambah beasiswa IISMA di Middle East Technical University, Turkey sungguh hal yang tak pernah saya pikirkan sebelumnya," terangnya.
Jovin pun mengatakan dalam proses seleksi IISMA yang dilalui oleh dirinya sangat ketat, terutama dalam hal persyaratan kemampuan berbahasa inggris. Mahasiswa yang pernah meraih Juara 1 dalam ajang Duta Museum DKI Jakarta ini menerangkan dirinya terlebih dahulu mempersiapakan diri lewat latihan berbahasa inggris hingga dapat meraih nilai seleksi minimal level B2.
"Dalam IISMA ini kan persayaratan berbahasa inggris itu sangat mutlak dan setidaknya diperlukan kemampuan bahasa inggris minimal level B2 yang dibuktikan dengan skor seperti TOEFL min 550 / Duolingo English Test 100 / IELTS 6,0 dll yang disesuaikan lagi dengan persyaratan minimal kampus di host country. Bahasa Inggris bagi saya adalah hal yang sangat sulit dan membuat saya tidak percaya diri saat awal mendaftar program ini, hingga akhirnya nilai yang saya dapat dapat memenuhi persyaratan," ucapnya.
Mahasiswa Broadcasting ini juga mengatakan dirinya harus mengurus surat rekomendasi dari Fakultas dan juga Kampus Internasional Esa Unggul, tidak lupa pemberkasan juga harus diurus seperti transkrip nilai, sertifikat berbahas, CV dan tentunya persiapan yang penting ialah mental. "Terakhir, mental siap gagal dan berhasil itu yang penting sih," ucapnya.
Ingin merasakan Salju Pertama di Turki