Lihat ke Halaman Asli

Esaunggul

Universitas Esa Unggul-Perguruan Tinggi terbaik

Menghindari Kelelahan akibat Aktivitas Zoom, Begini Penjelasan dari Ahli Fisioterapi dan Psikologi UEU

Diperbarui: 19 Juli 2021   12:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi

Pandemi Covid-19 yang belum juga berakhir membuat interaksi manusia berubah, yang dahulunya dilakukan secara tatap muka dibatasi dengan menggunakan interaksi jarak (virtual). Interkasi yang dilakukan secara virtual ini kemudian memunculkan permasalahan baru yang dikenal dengan 'Zoom fatigue'.

Untuk membahas permasalahan ini, Universitas Esa Unggul menggelar Webinar bertajuk "Tips dan Trik Mengatasi Zoom Fatigue dengan Relaksasi Musculoskeletal dan Psikologi," Rabu 14 Juli 2021. Pembicara yang dihadirkan merupakan ahli dibidang Fisioterapi dan sekaligus Doktor Fisioterapi pertama di Indonesia yakni Dr. Wahyuddin, Sst.Ft. M.Sc sementara pembicara kedua merupakan dosen Psikologi Universitas Esa Unggul, Veronica Kristiyani, S.Psi, M.Si., Psikolog.

Secara Fisioterapi, menurut Wahyudin Zoom Fatigue terjadi dikarenakan posisi yang dilakukan oleh seseorang saat kegiatan meeting virtual dilakukan dengan salah.  Dekan Fisioterapi ini mencontohkan, banyak dari kita ketika rapat virtual memilih posisi membungkuk dan mata diletakan sejajar dengan kamera laptop atau smartphone.

"Posisi yang salah dapat mempengaruhi terjadinya Zoom Fatigue, salah satunya ketika tubuh membungkuk saat kita melakukan rapat atau pembelajaran online, kepala diletakan kedepan dan mata mengarah ke kamera webcam. posisi ini dapat mempengaruhi postur karena leher menanggung beban yang berat dari kepala," ucapnya.

Dokumen pribadi


Wahyudin pun menyarankan agar melakukan relaksasi setiap 30 menit dengan gerakan Relaksasi Musculoskeletal, gerakan yang dilakukan ini dapat dikerjakan dengan sejumlah tahapan seperti melakukan gerakan Pectoralis Major (pergerakan sendi bahu),  latissimus dorsi (otot yang besar, datar, pada bagian punggung, dan terletak di belakang lengan).

Sementara itu, dari sisi Psikologi, Veronica Kristiyani, S.Psi, M.Si., Psikolog mengatakan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghindari dan mengatasi Zoom Fatigue, pertama menyadari kondisi, menurutnya tidak masalah jika merasa lelah tetapi ketika merasakan hal itu, perlu segera menyadari kondisi diri dan beristirahat untuk memulihkan kondisi.

Kedua lanjut Dosen Psikologi UEU ini, Asertif untuk membicarakan kondisi anda. Sebelum merasakan kelelahan dalam berinteraksi secara virtual maka perlu untuk berkomunikasi secara asertif pada orang lain, mengenai kondisi anda atau batasan anda pada saat bekerja atau mengikuti rapat atau seminar.

" Dalam menringankan Zoom Fatigue kalian harus Fokus pada solusi dan fokus pada masalah dalam hal ini Problem Thinking, jangan sampai pekerjaan yang sebetulnya dapat dikerjakan tidak dikerjakan karena ditunda atau ragu untuk menyelesaikannya, sebisa mungkin kita hanya perlu fokus untuk menyelesaikan masalah tersebut," tutupnya.

Program Pendidikan Fisioterapi Universitas Esa Unggul merupakan Program Studi Fisioterapi yang pertama di Indonesia dengan SK Dirjen Dikti No. 311/DIKTI/KEP/1998 dan berdasarkan PP. No. 60 Th.1999 berhak mendapatkan gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi (SSt.FT). Fakultas Fisioterapi Universitas Esa Unggul adalah yang pertama di Indonesia.

Selain menjadi pelopor Program Studi Fisioterapi di Indonesia, Universitas Esa Unggul juga menyediakan Program Profesi Fisioterapi sebagai bentuk dukungan untuk menjalankan kemandirian praktik fisioterapi kepada masyarakat baik secara langsung ataupun dengan rujukan dari profesi kesehatan lain.

Sementara itu, Program Studi Psikologi Universitas Esa Unggul menciptakan lulusan yang memiliki bekal teori -- teori psikologi dan perkembanganya secara teori maupun praktis sehingga mampu memberikan kontribusi keilmuannya secara profesional pada 5 bidang yakni Psikologi Industri dan Organisasi, Psikologi Anak, Remaja, Dewasa dan Keluarga, Psikologi Pendidikan, Psikologi Sosial, Lingkungan Budaya, Psikologi Klinis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline