Lihat ke Halaman Asli

Topik 4. Aksi Nyata-Filosofi Pendidikan Indonesia: Pancasila bagi Saya?

Diperbarui: 25 Desember 2023   01:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 2. Upacara Hari Senin (Dokumentasi Pribadi, 2023)

Filosofi Pendidikan Indonesia: Pancasila bagi Saya?

Oleh: Ellynsia Salwa Fawwaziara (2398011216)

“Mahasiswa membuat sebuah tulisan reflektif dalam bentuk artikel atau jurnal untuk menguatkan pemahaman tentang Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 dengan mengacu pada panduan berikut.”

Pancasila merupakan suatu pedoman nilai yang memberikan dasar-dasar yang bersifat fundamental dan universal baik dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam menghayati Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang berpihak pada Peserta didik dalam Pendidikan Abad ke-21, tentunya tidak lepas dari tantangan-tantangan yang muncul dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Tantangan menghayati Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21?

Pesatnya perkembangan ilmu teknologi menjadi kekhawatiran terbesar dalam degradasi nilai dan karakter pada generasi milenial. Hal ini karena generasi ini akan memainkan peranan penting dalam keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara di masa mendatang. Generasi milenial memiliki semangat produktivitas yang tinggi serta memiliki relasi yang baik antar generasi lainnya. Namun, karena hidup di era yang serba cepat, generasi ini cenderung menginginkan sesuatu yang serba instan dan sangat mudah dipengaruhi oleh trend budaya luar. Hal inilah yang menjadi titik kritis bagi masa depan negara dan bangsa kita. Perkembangan teknologi ternyata masih menjadi hambatan untuk mendekatkan dan menyatukan anak bangsa, hal ini berakibat tidak seimbangnya antara perilaku milenial dengan penerapan Pancasila adalah ciri khas bangsa kita, seperti gotong royong yang mulai memudar seiring berjalannya waktu. Hal ini menjadikan generasi milenial menjadi manusia yang individualis, serta kurangnya rasa nasionalisme dan patriotisme.

Pada era teknologi informasi ini, Pancasila akan diuji seiring dengan masuknya ideologi-ideologi luar yang masuk dengan cepat ke sumber kehidupan berbangsa dan bernegara. Padahal, Pancasila adalah Ideologi negara dan pedoman bangsa yang harus dipatuhi dan menjadi pemersatu bangsa. Beberapa ideologi yang mulai masuk ke dalam sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara adalah radikalisme, ekstremisme, dan terorisme. Sebagaimana kita tahu, ideologi radikalisme, ekstremisme, dan terorisme mulai menjangkit bangsa Indonesia. Ideologi tersebut tentu saja tidak tumbuh dari tradisi luhur bangsa Indonesia karena Indonesia memiliki budaya luhur, seperti kekeluargaan, tenggang rasa, gotong royong, dan lain sebagainya.

Tantangan yang tak kalah membahayakan adalah konsumerisme. Konsumerisme adalah paham terhadap gaya hidup yang menganggap barang-barang (mewah) sebagai ukuran kebahagiaan, kesenangan, dan sebagainya. Dapat dikatakan pula konsumerisme adalah gaya hidup yang sifatnya tidak hemat. Sering kita saksikan di televisi ataupun media sosial perilaku-perilaku konsumtif yang berlebihan. Orang-orang yang terpapar ideologi ini cenderung akan senang dan Bahagia membeli sesuatu, sekalipun tidak dibutuhkan. 

Tujuannya bisa beragam, mulai dari pamer, gengsi, mencari perhatian, hingga sekedar ikut-ikutan (fomo). Akibatnya demi mencapai kebahagiaan yang terletak pada aktivitas membeli barang/sesuatu itu, seseorang bisa melakukan apa saja. Sekalipun melanggar norma dan konstitusi. Untuk menyikapi tantangan-tantangan tersebut, diperlukan adanya penerapan nilai- nilai Pancasila di dalam dunia pendidikan dengan cara membentuk karakter peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha esa, mengembangkan rasa persaudaraan, persatuan, dan kesatuan, serta mampunyai sikap gotong-royong baik dalam kegiatan sekolah maupun di lingkungan masyarakat.

Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 di ekosistem sekolah (kelas)?

Dalam upaya mewujudkan Pancasila sebagai entitas dan identitas Bangsa Indonesia serta perwujudan Profil Pelajar Pancasila (PPP) pada Pendidikan yang berpihak pada peserta didik dalam pendidikan Abad ke-21 dalam ekosistem pembelajaran SMPN 13 Semarang, tempat saya melaksanakan PPL I telah melaksanakan Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 dengan baik. Hal itu dibuktikan dengan adanya pelajaran Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang sudah terlaksana di lingkungan sekolah. Kita dapat mengetahui bahwa dimensi dalam Profil Pelajar Pancasila yaitu; 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bergotong-royong, 4) berkebinekaan global, 5) bernalar kritis, dan 6) kreatif. Penguatan nilai-nilai ini dapat dilakukan dari kegiatan di sekolah, di kelas, maupun pada kegiatan P5. Hal tersebut diterapkan sebagai projek dengan tujuan agar peserta didik dapat melestarikan budaya Bangsa Indonesia dan mengamalkan nilai nilai Budaya tersebut dalam kehidupan berwarga negara juga dalam aktivitas sehari-hari. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline