Lihat ke Halaman Asli

Sepucuk Isi Surat untuk Iyut dari Yono

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada apa dengan kita?

Bukankah cinta tidak pernah mengajarkan kita untuk lemah, tetapi membangkitkan semangat? Bukankah cinta yang harusnya menjadikan kita apa adanya, bukan terus berpura-pura?

Hati itu saling mengasihi dan menyayangi. Tidak saling mencemburui tetapi saling mengisi, mendampingi dan tidak mencari keuntungan sendiri. Berusaha menjadi yang terbaik untuk membahagiakan pasangannya, mengerti dan memahami kekurangannya, tidak melulu menuntut untuk memenangkan keegoisannya. Hati yang saling mengasihi dan menyayangi, yang tak pernah berkesudahan.

Tetapi hati tak selalu begitu. Hati memang seperti angin, mudah berubah, karena hati tak seperti udara yang selalu terikat ruang.

Mencintai adalah proses belajar tentang bagaimana menghargai seseorang yang nantinya harus dimengerti.

Saya akan terus belajar selama saya belum mengerti, karena saya tau disaat itu saya akan melakukan kesalahan lagi. Tapi, itu hal yang wajar bukan? Ya, sangat wajar sekali. Sesungguhnya kita memang akan merasakan sebuah kesalahan, kalau tidak begitu, kita tidak akan tau dimana letak suatu kebenaran.

Seorang bayi tentu tidak akan pernah bisa berdiri dan berjalan, tanpa dia mencoba untuk merangkak terlebih dahulu bukan?

Kalau saja saya tau, cinta adalah pelaku ketiga dari penyebab perpisahan sepasang kekasih seperti yang orang-orang bilang. Rasanya lebih baik saya tidak mencintai siapapun.

Ah.. Sudahlah, sepertinya saya terlalu lama terlentang memandangi langit malam ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline