Lihat ke Halaman Asli

Aku Seorang Pria

Diperbarui: 16 Oktober 2016   08:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kami (pria).

Sang penanggung jawab dengan ego logika yang liar.

Sesungguhnya kami tidak suka mempermainkan maupun dipermainkan. Jika itu terjadi, ada alasan mendasar yang tidak dibicarakan.

Dalam diam, kami perduli.
Dalam sunyi, kami mencintai.

Tanggung jawab akan selalu ada pada pundak kami. Masalah besar kecil akan kami hancurkan dalam diam. Kalian tak perlu tahu. Kalian hanya harus bahagia tanpa luka.

Kami akan mendengar masalah kalian, lalu menyelesaikannya. Kami tidak suka membuat orang yang kami cinta dalam kesulitan. Kami tak butuh penghargaan apalagi untuk kalian sembah bagai tuhan.

Seorang ayah yg kalian tahu, mungkin hanya sebatas pemeran pembantu. Hanya mencari uang dan ucapkan “selamat tidur” pada sunyi malam.
Kalian tidak akan tahu masalah sebenarnya, kejamnya dunia dan masalah yang diciptakan para iblis di dunia. 

Kami adalah 6 sisi dinding dalam lukisan indah ruangan. Melindungi dengan kokoh dari apa yg menghancurkan.
Luka tusuk bukan apa-apa. Jika dibandingkan senyuman kalian dan anak kita nanti. Seberat apapun beban pikulan kami. Kami masih sanggup menggendong anak dan menggenggam jemari kalian dengan senyuman.

Untuk kami, Bahagia kalian mencukupi.
Bagi kami, Mati untuk kalian menyenangkan.

Kami (pria) hanya dibalik layar atas cerita teater kehidupan.
Kami (pria) bahagia untuk itu.

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline