Dalam keheningan yang mencekam, dan deraian air mata yang mengharukan.
Hari itu tanggal 26 oktober 1955, telah lahir seorang putra dalam persada pertiwi.
Kini ia telah dimakan oleh masa, masa-masa yang telah dilaluinya.
Kini ia telah remaja.
Remaja yang pesimis, remaja yang mempunyai masa depan yang suram.
Meskipun ia terlihat dalam pandangan lain, termasuk pemuda yang periang, humoris yang dapat menggembirakan suasana.
Namun hatinya selalu menangis sedih, karena perjalanan hidupnya.
~Noerdin Shaleh ,Jakarta 7 agustus 1974
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H