Lihat ke Halaman Asli

Berbeda, Sayang

Diperbarui: 28 September 2016   15:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kita berbeda, sayang.

Kamu inginkan kebahagiaan, sedangkan bahagiaku ketenangan.
iya, ketenangan.
Aku tahu aku bukan siapa-siapa.
Aku tahu, aku bukanlah maestro syair seperti Tere Liye maupun Kurniawan Gunadi, Syair mereka begitu menenangkan dan indah.
Aku pun bukanlah Zarry Hendrik, Tulisannya penuh dengan kharisma.Membuat iri para pria yang membaca.

Aku tetaplah aku. tidak istimewa. Tulisanku biasa, terlalu biasa.
Puisi ku rusak layak cat dinding rumah tua.
Nyanyiku....ASTAGA, Buat mereka sakit telinga.
Tetap, Aku hanya ingin ketenangan. Itu saja...

Bahagiamu merepotkan menggangguku. itu bukan inginku.
Bahagiamu terlalu gemuruh, Seperti pertengkaran kucing liar di atap malam ini.

Aku tak bisa
Aku tak tahan
Aku tak sanggup

Kita berbeda, sangat berbeda.
Aku terdiam bukan aku tak perduli. Itu menyakitkan kan?
Bagaimana menyakitkannya, jika kau tahu alasanku ini?

Sudahlah, Lepaskan aku

Kita dekat berbeda hadap, saling membelakangi.
Kita dekat hanya saat kita terdiam.

Kisah kita seperti dini hari dan senja. Sesaat dan mempesona.
Menyatu bukanlah kita,sayang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline