Lihat ke Halaman Asli

ESA SUKMAJATI

Mahasiswa

EBT atau Energi Baru Terbarukan Masih Belum Bisa Mengalahkan Batu Bara

Diperbarui: 5 Juni 2022   15:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Energi baru terbarukan merupakan sumber energi yang didapat dari proses alam secara berkelanjutan. Energi terbarukan saat ini yang bisa ditemui misalnya tenaga panas matahari, arus air, tenaga bayu, proses biologi, dan panas bumi. EBT identik dikaitkan dengan sumber tenaga listrik yang digadang-gadang segera mengantikan peran dari sumber batu bara. Penggunaan energi baru terbarukan tentu saja diharapkan dapat mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh sumber energi yang tidak dapat diperbarui.

Katalis positif dari energi baru terbarukan ternyata tidak cukup untuk bisa dikembangkan atau diterapkan di dunia ini termasuk di Indonesia. Bahkan Mentri Keuangan yaitu Sri Mulyani Indrawati memberikan pendapatnya bahwa EBT lambat berkembang di Indonesia.

"Indonesia ingin [EBT] mencapai 23 persen itu salah satu potensi terbesar dari geothermal, dan Indonesia disebutkan sebagai negara yang memiliki potensi terbesar di dunia. Namun disebutkan kalau hanya bicara Indonesia punya potensi tapi realisasi, aktualisasi masih jauh," ujarnya di Kementerian Keuangan, Kamis (25/4/2019).

Tentu saja peralihan atau masa transisi dari sumber energi non terbarukan ke energi baru terbarukan membutuhkan waktu yang cukup lama dan biaya yang cukup besar pula. Selain itu, ada beberapa faktor yang menyebabkan EBT sulit berkembang.

Apa saja faktor yang membuat EBT(Energi Baru Terbarukan) sulit berkembang atau bisa dikatakan masih belum bisa mengalahkan energi yang berasal dari batu bara? Jawabannya yaitu karena baru bara merupakan sumber energi pertahanan dan memanfaatkan sumber energi dari batu bara sudah sejak lama sehingga sulit untuk berpaling dan beralih ke sumber energi yang baru. Selain itu, stok atau persediaan batu bara yang masih melimpah dan harganya bisa dibialang murah sehingga menjadikan ketidak khawatiran akan segera terjadi krisis energi.PLTU yang berasal dari batu bara juga masih diunggulkan dikarenakan mempunyai sifat yang stabil, dan kondisinya tidak tergantung pada alam. Sementara energi terbarukan masih tergantung pada kondisi alam misalnya tenaga surya atau sinar matahari dan tenaga bayu.

Saat ini Indonesia masih memerlukan energi yang berasal dari batu bara sebagai sumber energi yang murah, selain agar harga listriknya terjangkau masyarakat juga untuk menggerakkan perekonomian agar produk-produk yang dihasilkan dapat berkompetisi di pasar dunia. Namun pada suatu saat, energi terbarukan akan didorong atau dikembangkan sehingga sesuai dengan targer pada tahun 2025 mencapai 23% akan tercapai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline