Lihat ke Halaman Asli

Cermin dan Proses Bertumbuh

Diperbarui: 12 Januari 2024   15:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Guru identik dengan ungkapan "Pahlawan tanpa tanda jasa". Namun kenyataannya guru lah yang banyak memberikan jasa dalam kehidupan manusia. Kenapa demikian?? Karena jasa guru, banyak manusia menjadi orang yang mulia, terhormat dan ber akhlak mulia. Itulah kenapa Islam menempatkan guru dalam posisi yang sangat mulia, sebab guru terikat karena Islam sangat amat menghargai ilmu. Dengan memiliki ilmu seseorang bisa membedakan antara yang benar dan salah. Sebagai seseorang yang dikaruniai ilmu oleh Allah SWT yang mana ilmu tersebut digunakan untuk memperoleh dan menuju kebaikan baik dunia dan akhirat, guru tidak hanya sebatas menyampaikan ilmu saja, tetapi juga mendidik muridnya agar menjadi manusia beradab dan bermoral.

Seperti sebuah hadis yang menyebutkan, " Sesungguhnya Allah, para malaikat dan semua makhluk yang ada di langit dan di bumi, sampai semut yang ada di liangnya dan juga ikan besar semuanya bershalawat kepada mualim (orang yang berilmu dan mengajarkannya) yang mengajarkan kebaikan pada manusia" (HR. Tirmizdi). Berdasarkan hadis tersebut, tergambar Betapa Islam sungguh memuliakan orang yang berilmu. Karena menjadi guru bukanlah pekerjaan yang mudah sebab memerlukan keahlian, keikhlasan, ketelatenan dan keilmuan.

Imam Ghazali menyebutkan beberapa syarat menjadi guru, yaitu kasih sayang dan lemah lembut, tidak mengharap upah, pujian, ucapan terima kasih atas balas jasa, jujur dan terpercaya bagi murid-muridnya, membimbing dengan kasih sayang, tidak dengan kemarahan, luhur budi dan toleransi, tidak merendahkan ilmu lain di luar spesialisasinya, memperhatikan perbedaan individu dalam hal ini memperhatikan setiap karakter murid-muridnya.

Lalu yang menjadi pertanyaan besar adalah "Apakah kita sudah mencerminkan sosok guru dalam pandangan Islam seutuhnya ??" jawabannya tentu belum, karena guru dalam prosesnya sama seperti murid masih belajar dan terus bertumbuh untuk menjadi lebih baik. Baik sebagai guru yang profesional maupun sebagai manusia seutuhnya, ada salah satu dari syarat yang Imam Ghazali sebutkan perlu kita garis bawahi dan kita ingat, bahwa sejatinya guru tidak mengharapkan upah dalam hal ini mengukur segala sesuatunya dengan materi.

Tentu persoalan ini menjadi hal yang tidak mudah, tetapi rasa ikhlas dan selalu ingat bahwa hal yang kita lakukan jika didasari karena Allah, maka akan terasa ringan. Begitupun sebaliknya jika kita melakukan sesuatu dari awal bukan karena Allah, ikhlas, dtanggung jawab dan perhitungan maka akan terasa berat nenjalaninya.

Hal yang tidak kalah penting untuk diingat dari syarat yang disebutkan oleh Imam Al Ghazali adalah seorang guru membimbing muridnya dengan penuh kasih sayang sejatinya murid itulah nanti yang akan menjadi tabungan kita di akhirat nanti. Guru bagaikan cermin karena apa yang dilakukan oleh seorang guru akan ditiru oleh muridnya, maka hendaknya kita selaku guru bertuturkata dan bersikap yang baik sebagaimana  guru dalam pandangan Islam.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline