Morat marit politik dewasa ini memberikan gambaran nyata, betapa politik menguasai seluruh sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Kendati banyak penyimpangan akan kekuasaan, namun partisipasi rakyat melulu dipertanyakan. Benarkah, wakil rakyat melakukan kekuasaannya sesuai suara konstituennya?
Usai pemilu legislatif dan presiden lalu, ternyata tak membuat kedua belah kubu berdamai. Malahan makin bertikai menunjukan arogansi kekuasaannya. Lantaran merasa memiliki mandat dari konstituennya, mereka secara nyata menunjukan kekuasaan oligarki dalam memutuskan kebijakan secara "dagang sapi"
Siapa mayoritas, dia yang paling hebat dan kuat. Alhasil, kepentingan yang katanya demi rakyat secara nyata hanya mementingkan kekuasaan semata. Lantas, siapa yang harus dipercaya?Ketika kekuasaan telah menjadi tujuan, maka tirani akan terus membelenggu demokrasi kedepan.
Teringat akan kawan yang memilih jadi pedagang pete, kini omset yang dimilikinya sudah mampu menyuplai hingga manca negara. Kenikmatan rasa pete, telah menjadi idola pula bagi pasar internasional yang menyukai keunikan buah pete. Enak dimakan, dan mengeluarkan aroma sedap sesudahnya. yummi rasanya.
Jika diibaratkan pete, maka politik dewasa ini makin mirip. Lantaran, menjadi buah yang disukai, namun mengeluarkan aroma hingga ke seluruh pelosok negeri. Alhasil, aroma itu bisa jadi menjadi kesukaan sebagian besar rakyat. Walaupun tak disukai, namun rakyat tetap saja akan mencium aroma tersebut, bisa jadi terlena atau memberontak?
silahkan mencoba bisnis jadi juragan pete.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H