Lihat ke Halaman Asli

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan 7 (Coaching Untuk Supervisi Akademik) CGP Angkatan 10_095

Diperbarui: 28 Juli 2024   00:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalamualaikum, saya Eryani Kusuma Ningrum Calon Guru Penggerak Angkatan 10 Jakarta Utara. Pada kesempatan ini saya akan menulis mengenai Jurnal Refleksi Dwi Mingguan pada modul 2.3 mengenai Coaching untuk Supervisi Akademik. Jurnal ini sebagai refleksi diri setelah selama dua minggu ke-2 mengikuti kegiatan Pendidikan CGP yang kedepannya akan ditulis secara rutin selama dua mingguan sebagai tugas yang harus dikerjakan oleh calon guru penggerak.

Dalam menulis jurnal refleksi ini saya menggunakan model 1 yaitu model 4F (Fact, Feeling, Findings, dan Future), yang diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P yakni : Peristiwa; Perasaan; Pembelajaran; dan Penerapan.

Peristiwa (Fact)

Coaching didefinisikan sebagai sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999). Coaching lebih kepada membantu seseorang untuk belajar daripada mengajarinya. Sejalan dengan pendapat para ahli tersebut, International Coach Federation mendefinisikan coaching sebagai "bentuk kemitraan bersama klien (coachee) untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif." Berbagai tugas dalam Sub Pembelajaran memberikan pengalaman yang berharga bagi saya dalam memahami coaching. Tugas Ruang Kolaborasi yang terdiri dari latihan dan praktik coaching memberikan pengalaman yang menarik bagi saya dalam melakukan coaching. Memberikan pengalaman kepada saya bagaimana berperan sebagai coach dan juga bagaimana saya berperan sebagai coachee.

Melalui pembelajaran Kompetensi Inti Coaching dan TIRTA sebagai Alur Percakapan Coaching, saya menjadi lebih memahami makna membantu orang belajar daripada mengajarkan. Menurut definisi yang diberikan oleh Grant (1999) dan International Coach Federation memberikan landasan kuat bahwa coaching bukan hanya sekadar alat bantu, melainkan kemitraan bersama untuk menggali potensi pribadi dan profesional melalui proses stimulatif dan eksploratif.

Saat mempratikkan bersama rekan sejawat, tugas yang diberikan di Sub Pembelajaran menjadi perjalanan berharga yang membawa saya lebih memahami diri baik menjadi observer, coach bahkan coachee. Ruang Kolaborasi, bersama dengan latihan dan praktik coaching, menjadi tempat berharga di mana saya merasakan dinamika yang membantu dan membantu dalam peran saya sebagai coach. Ini bukan hanya tugas; itu adalah pengalaman hidup yang membentuk saya untuk membantu mereka yang dibimbing menjadi lebih baik, belajar lebih banyak, dan berkembang secara pribadi. Menggali lebih dalam tentang coaching tidak hanya membantu Anda mendapatkan lebih banyak pengetahuan; itu juga membantu Anda memahami filosofi dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Saya semakin yakin bahwa membantu orang belajar adalah kunci utama dalam menciptakan perubahan yang baik. Coaching tidak hanya membuka pintu untuk pembelajaran tetapi juga membuka pintu untuk kreativitas dan potensi yang tak terbatas. Semoga setiap langkah dalam perjalanan ini tidak hanya membuat Anda menjadi lebih baik.

Dalam pelaksanaan tugas yang diberikan di Sub Pembelajaran menjadi perjalanan berharga yang dalam memposisikan diri sebagai coach. Ketika melakukan kegiatan di Ruang Kolaborasi, saya bersama dengan latihan dan praktik coaching bersama teman-teman, menjadi tempat berharga di mana saya merasakan dinamika yang membantu dan membantu dalam peran saya sebagai coach. Menggali lebih dalam tentang coaching tidak hanya membantu saya mendapatkan lebih banyak pengetahuan. Saya terbantu dalam memahami filosofi dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Saya semakin yakin bahwa membantu orang belajar adalah kunci utama dalam menciptakan perubahan yang baik. Coaching tidak hanya membuka pintu untuk pembelajaran tetapi juga membuka pintu untuk kreativitas dan potensi yang tak terbatas. Semoga setiap langkah dalam perjalanan ini tidak hanya membuat Anda menjadi lebih baik.

dokpri

Perasaan (Feeling)

Setelah mempelajari Modul 2.3 ini saya merasa senang, lega dan termotivasi untuk melakukan coaching ini untuk perencanaan, untuk mencari solusi dalam berbagai permasalahan yang saya hadapi maupun yang dihadapai rekan sejawat di sekolah, untuk berefleksi, dan untuk kalibrasi. Mendapatkan ilmu baru melalui Modul 2.3 ini sungguh luar biasa dan saya sangat berterima kasih karena mendapatkan banyak manfaat dari pengetahuan saya tentang coaching. Tidak hanya itu, tetapi pengetahuan ini mengubah cara supervisi akademik dilakukan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline