Lihat ke Halaman Asli

Senja Bang Uthit di Pinggir Asiatique

Diperbarui: 30 April 2020   14:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Area Belakang Bang Uthit, dokpribadi

Bangunan unik ini berdiri di tengah bangunan lainnya di pusat perbelanjaan Asiatique The Riverfront Bangkok, tepatnya berada di seberang 7eleven pinggir Sungai Chaophraya. 

Awalnya saya tak terpercaya bahwa kubah bulat berwarna emas yang berdiri di atas pagar adalah bangunan masjid karena mengingat kubah masjid di Indonesia berdiri langsung di atas bangunannya. "Alhamdulillah akhirnya menemukan masjid pertama yang saya kunjungi di luar negeri" gumam saya bersyukur dalam hati.

Saya dan beberapa teman yang hendak menjalankan ibadah sholat ashar seketika berlari kecil menuju belakang masjid dikarenakan hujan mengguyuri kawasan tersebut dengan manisnya, "Semanis ia membasahi kerudung saya yang melambai dengan angin yang mendera, hilih". 

Seketika terlihat bangunan sekolah berlantai tiga yang bertuliskan Sassanassuka Bang U-Tis School yang saya sendiri tak tahu diperuntukkan untuk jenjang apa karena memang tak ada orang yang dapat ditanyakan. 

Hal itu mungkin sama dengan sekolah Madrasah di Indonesia atau sejenis Pesantren tapi tak ada asrama disekitarnya. Pastinya anak-anak yang bersekolah disitu adalah muslim dan seketika membayangkan, "Lucunya anak-anak perempuan muslim Thailand yang memakai jilbab imutnya atau gagahnya anak laki-laki muslim Thailand yang memakai koko dan peci".

Depan Masjid Bang Uthit, dok Asri Mirza

Sebelum memasuki area masjid, terlebih dahulu saya menuju ke area wudhu dengan dudukan marmer di atasnya. Tak ketinggalan ada beberapa botol sabun cuci tangan dan cermin besar yang tentunya berguna untuk merapikan kerudung para akhwat setelah berwudhu.

Menurut salah satu dosen saya, Masjid Bang Uthit dibangun pada abad ke 20 oleh umat muslim Thailand dan pernah direnovasi sekitar tahun 2015 dengan bantuan Turki.

"Tak khayal ornamen warna keemasan menghiasi dinding masjid khas Turki, aduh sudah lama sekali saya tidak ke Turki" ungkap dosen saya dengan mata berbinar.

"Apalagi saya bu, kesini saja sudah bersyukur" celetuk saya dengan lebih berbinar maklum awal pertama berkunjung keluar negeri ke Masjid pula lagi, Masya Allah Alhamdulillah.

arsitektur dalam Masjid Bang Uthit, dokpribadi

Kami para jamaah wanita atau akhwat dapat melakukan ibadan di ruang mezanine yang berada di lantai dua. Hawa sejuk menerpa kulit saya dikarenakan ada tiga kipas angin besar yang berdiri gagah sambil berputar dengan lembut, "Masya Allah sejuk sekali".

Ada hal unik lainnya kala itu, seketika saya melihat mimbar dengan tangga ke atas. Spontan saya berpikir, "Mungkin khotib dapat leluasa melihat jemaahnya dari segala penjuru".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline