Lihat ke Halaman Asli

Menikmati Seni Kontemporer Zaman Now "Yayoi Kusama"

Diperbarui: 16 September 2018   16:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

My Eternal Soul, dokpri

Apa yang kamu rasakan saat berhalusinasi? Apakah hanya dengan menghayal lalu terinspirasi? Mungkin begitu yang dirasakan oleh Yayoi Kusama, seniman dari Jepang yang sangat menyukai motif polkadot. Hanya dengan berhalusinasi, Yayoi Kusama dapat merasakan sensasi polkadot di seluruh penjuru ruangan menjadi hal yang menyenangkan dan tentunya dapat kita nikmati dengan bahagia.

Seni kontemporer yang telah berlangsung di Jakarta pada tanggal 12 Mei -- 9 September 2018 ada beberapa ruangan yang menakjubkan dan tidak membosankan seperti Great Gigantic Pumpkin, Dots Obsession, Narcissus Garden (dengan bola besinya), Kotak The Spirits of Pumpkins, Festival dan Infinity Mirrored Room yang semuanya sangat menarik hati. Tak akan lepas bergaya di depan setiap mahakarya Yayoi Kusama dengan membidik kamera ponsel. Setiap ruangan ada saja ketertarikan untuk bergaya dengan mengambil momen yang pas. Gayanya yang bebas namun memiliki kesan yang begitu dalam serta sangat modern untuk dinikmati sehingga tak membosankan saat dilewati.

Love Forever, dokpri

Life is the heart of a rainbow adalah sebuah pameran survei yang berfokus pada keluaran Kusama yang berjumlah besar. Pameran ini menjelajahi perkembangan motif dan tema ikonik dengan seluruh perasaan Kusama. Termasuk di dalam pameran ini adalah eksperimen lukis kusama yang dimulai pada 1950an yang menunjukkan kemunculan dari penggunaan polkadot, jaring dan labu yang khas: sepilihan lukisan Infinity Nets yang tersohor; dokumentasi performans publik dan happening ; instalasi berukuran besar dan lukisan baru yang mendemonstrasikan pendekatan Kusama yang memikat terhadap ruang.

The Pumpkin, dokpri

Salah satu karya yang banyak dipuja oleh para penikmat seni ada Infinity Mirror Room, yaitu ruangan dengan tinggi lebih kurang 15 kaki yang setiap sisi temboknya adalah cermin dengan cahaya lampu LED berwarna warni di dalamnya. Disana kita dapat menyaksikan jutaan cahaya lampu yang tersebar ke penjuru ruang, membuat pengunjung seakan sedang masuk ke dalam ruang tanpa sudut dan batas. Namun sayang, setiap pengunjung hanya diperbolehkan menikmati dengan durasi 15 detik sehingga yang terpesona mungkin akan gugup seperti saya dan menjepret "selfie" seenaknya

Infinity Mirrored Room, dokpri

Adapun tata tertib museum Macan (Museum Seni Modern dan Kontemporer di Nusantara) Yayoi Kusama
  • Selalu menyimpan potongan tiket kemana saja karena dapat dilakukan pengecekan sewaktu-waktu
  • Hanya diperbolehkan membawa ponsel dan tas kecil maksimal ukuran 24 x 24 x 15 ke dalam museum
  • Tidak diperkenankan membawa kamera jenis apapun (SLR, DSLR, Polaroid) dan perlengkapannya (tripod, monopod, tongkat selfie) serta tas ukuran sedang bahkan ransel sekalipun
  • Barang-barang bawaan dapat dititipkan di penitipan barang yang telah ditentukan
  • Dilarang membawa makanan atau minuman ke dalam area pameran
  • Tidak diperkenankan melewati batas pameran dan tidak boleh memegang hasil karya dalam bentuk apapun
  • Staf museum dan pengunjung berhak atas kenyamanan lingkungan museum dalam menikmati pameran dan staf dapat mengeluarkan pengunjung yang melakukan tindakan tak menyenangkan.

Semoga ke depannya seni kontemporer seperti ini dapat singgah di Jakarta kembali. Terima kasih CLICKompasiana atas ajakan yang berarti untuk melepas penat di weekend ceria. 

The Polkadots Room, dokrpi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline