Tiket pesawat sudah aku pegang untuk kembali ke tanah kelahiranku di Jogja. Kota yang damai, bersahabat dan berbudaya. Semenjak 10 Ramadhan aku dan keluarga tidak pulang karena mengikuti kedinasan Ayah di Australia. Dari SMP hingga kuliah tingkat dua aku bersekolah Negeri Kangguru ini. Tiba saatnya Ramadhan tahun ini aku bisa pulang merasakan kampung halaman, Desa Karangwuluh di pinggir kota Jogja yang hijau dan sejuk.
~~~~~~~~~~~~
Pagi yang sejuk dan dingin menusuk tulangku. Selesai sahur dan sholat subuh, aku berjalan dipinggir sawah yang sedang menguning riung indah. Teringat saat sekolah dasar aku berlari-lari di antara ilalang dengan.... ah dia sahabatku "Mega....."
"Kemanakah ia sekarang?" pikirku merindukannya
Setelah lulus sekolah dasar aku langsung diajak Ayah dan Bunda pindah ke Negara Kangguru tersebut. Aku teringat saat Mega memelukku dan tangan kecilnya menggenggam erat mengantarku sampai ke pintu mobil. Aku pun melihat ia berlari seakan-akan mengejarku yang mengungkapkan bahwa ia tak ingin berpisah denganku. Ah kenangan itu mengapa seakan-akan menghilang dan kini muncul lagi. Entah mengapa aku bertekad untuk menemuinya juga saat itu.
Udara yang terik tak menyurutku untuk terus berjalan menyusuri sungai menuju rumah Mega sahabatku itu. Ada rasa bahagia dan haru saat melihat pohon jambu di depan rumahnya berbuah lebat yang dulu tempatku dan ia memainkan ayunan. Aku langsung mengetuk rumahnya dan memberi salam dengan semangat. Namun hanya seorang tua renta yang menyambut dan membalas salamku.
"Cari siapa Nduk?" Tanya Nenek Fat yang tak lain adalah Nenek Mega
Aku memeluknya erat yang membuat dia kaget terheran mungkin lupa dengan wajahku sekarang.
"Kulo Melati Mbah, Kulo rencange Mega tekan SD Mbah, Mbah eling kale kulo?
("Saya Melati Mbah, saya teman Mega dari SD, apakah Mbah ingat dengan saya?)
Nenek Fat langsung memelukku erat sambil berseru, "Duh Gusti Allah, putuku sing ayu wis bali, kene nduk lenggah karo Simbah"