Lihat ke Halaman Asli

Erwinta Karnadewi

Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional

Kelompok 370 KKN Tematik UMD 2021/2022 Membentuk Percontohan Prototype Rombong Tape bagi Pelaku Usaha Tape di Desa Wringin

Diperbarui: 26 Agustus 2022   07:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Dokpri)

Kabupaten Bondowoso merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur. Kabupaten yang terdiri dari 23 kecamatan ini berbatasan langsung dengan Situbondo, Probolinggo, Banyuwangi, dan Jember. Salah satu kecamatan yang ada di Bondowoso adalah Kecamatan Wringin. Kecamatan ini memiliki banyak potensi di dalamnya, mulai dari wisata alam, peninggalan sejarah era megalitikum, hingga  kewirausahaan. Berbicara mengenai kewirausahaan, produksi tape merupakan hal yang paling umum ditemui di salah satu desa di Kecamatan Wringin. Desa tersebut tak lain dan tak bukan adalah Desa Wringin. Penjual dan produsen tape tersebar di sepanjang jalan utama Desa Wringin. Produksi tape  juga secara masif dilaksanakan di desa ini. 

Berdasarkan observasi oleh Kelompok 370 KKN Tematik Universitas Jember Membangun Desa 2021/2022, produksi tape di Desa Wringin dapat ditemui setiap hari. Singkong yang diolah menjadi tape di Desa Wringin berasal dari berbagai daerah. Selain Kecamatan Tamanan, singkong juga diperoleh dari Banyuwangi. Bahan baku singkong harus segera diolah pasca panen untuk mendapatkan hasil tape terbaik.  Produksi tape memakan waktu hingga 2 hari untuk mendapatkan produk yang siap dijual. Proses panjang ini setimpal dengan rasa dan kualitas produk. Hal inilah yang segmen pasar bagi produk tape asal Wringin akan selalu ada. Berangkat dari sinilah, program kerja disusun oleh Kelompok 370 KKN Tematik UMD 2021/2022. Melalui skema yang telah disepakati bersama, Kelompok 370 berusaha membantu sasaran mengekspansi target pasarnya. Salah satunya yakni melalui digital marketing. Menyesuaikan dengan kompetensi sasaran, maka digital marketing pelaku usaha tape dilakukan melalui bantuan penyusunan WhatsApp Business dan penandaan lokasi di Google Maps. 

Selain itu, Kelompok 370 juga membentuk satu prototype khusus rombong tape yang nantinya akan dijadikan percontohan bagi pelaku usaha. Dengan ini, diharapkan akan muncul kesadaran kolektif di tengah pelaku usaha tape untuk menyelaraskan corak rombong tape miliknya demi tercipta suatu kekhasan dari tape Wringin. Kelompok 370 juga mendorong pembentukan himpunan pedagang tape untuk mewujudkan aspirasi ini di masa yang akan datang. Dengan swadaya masyarakat dengan skema 'arisan' antar pedagang tape, diharapkan akan menghasilkan satu rombong setiap periode tertentu.

Lebih dari itu, sebagai pengantar yang menguatkan program kerja di atas, Kelompok 370 juga merencanakan adanya penyadaran masyarakat mengenai pentingnya memahami manajemen usaha melalui diskriminasi harga, inovasi produk, dan pelembagaan pedagang. Kelompok 370 mengharapkan dengan adanya pemantik ini, maka akan muncul pemikiran-pemikiran baru dari sasaran untuk memajukan usahanya. Kelompok 370 juga menggandeng Pemerintah Desa Wringin dan pemuda setempat dalam melancarkan rencana program kerja ini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline