Lihat ke Halaman Asli

Erwinta Karnadewi

Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional

Proses Digitalisasi Pemasaran Tape oleh Kelompok 370 KKN Tematik UMD 2021/2022

Diperbarui: 3 September 2022   08:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosialisasi kepada masyarakat sasasaran mengenai Whatsapp Business/Dokumentasi pribadi

Bondowoso merupakan salah satu kabupaten yang berada di Jawa Timur. Peradaban di kabupaen ini sudah dimulai sejak 1819. Tak mengherankan, kabupaten ini memiliki banyak hal menarik di dalamnya. Dilansir dari BPK Bondowoso, luas kabupaten ini mencapai 1.569,10 Km2. 

Memiliki topografi yang didominasi oleh perbukitan, membuat Bondowoso memiliki cuaca yang sejuk. Berbatasan langsung dengan Situbondo, Probolinggo, Jember, dan Banyuwangi, menjadikan Bondowoso berada di tengah-tengan eks-Karisedenan Besuki. 

Meskipun tidak memiliki pesisir (Ciputra, 2022), Bondowoso memiliki berbagai macam potensi sumber daya alam yang melimpah. Selain berbentuk wisata alam seperti Air Terjun Senancak, Air Terjun Blawan, hingga Air Terjun Kali Pahit. Selain itu, ada pula taman Wisata Ijen yang wilayahnya terbagi dengan Kabupaten Banyuwangi. Menariknya, Bondowoso lekat kaitannya dengan salah satu produk olahan singkong, yakni tape.

Jika ditelisik lebih jauh, olahan tape memang diproduksi di berbagai sudut di Bondowoso. Namun, terdapat salah satu desa kecil di liuknya bukit Bondowoso yang secara intens memproduksi tape. Dari 7800 penduduk, sebagaian besar diantaranya merupakan wirausaha yang menjual tape. 

Oleh karena itu, melihat potensi yang besar di bidang kewirausahaan di Desa Wringin, Kelompok 370 KKN Tematik Unej Membangun Desa 2021/2022 berniat memperdalam keunggulan ini. 

Secara khusus, skema KKN bertema kewiraushaan telah disiapkan oleh pihak LP2M. Setelah berdiskusi dengan Dosen Pembimbing Lapangam, Bapak Agus Supriono, SP, M. Si, Kelompok 370 memiliki program kerja utama ekspansi pasar tape melalui digital marketing. 

Selain itu, program kerja lainnya adalah pembentukan prototipe stand tape bagi salah satu masyarakat sasaran. Selain memanfaatkan fitur media sosial dan mesin pencarian seperti Facebook Marketplace dan Google Maps, aktivasi web desa diharapkan akan mendongkrak promosi Desa Wringin secara umum dan potensi kewirausahaan tape secara khusus. 

Rencananya, jika waktu masih memungkinkan, akan dilaksanakan pelatihan jurnalistik dasar bagi masyarakat sasaran dengan harapan memperbesar media promosi komoditas.

Berangkat dari hal ini, Kelompok 370 melaksanakan pendekatan kepada para pelaku UMKM tape.  Menurut klaim salah satu produsen tape bernama Bapak Ridwan, tape asal Wringin terkenal baik kualitasnya dari segi rasa. “Dibanding dengan daerah lain, tape Wringin katanya lebih enak; jauh dari rasa asam yang sering menjadi masalah bagi produk tape manis”, tuturnya. 

Target pasar dari tape asal Desa Wringin mencapai Probolinggo, Banyuwangi, Jember, hingga Pulau Bali. “Produk tape biasanya saya pasarkan sendiri, namun banyak juga penjual yang grosir ke saya lalu di jual di stand sepanjang Jalan Raya Wringin.” pungkas Bapak Ridwan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline