Yusril Ihza Mahendra adalah seorang advokat, akademisi, politisi, dan intelektual Indonesia yang lahir di Manggar, Belitung Timur, pada tanggal 5 Februari 1956. Ia berasal dari keluarga yang memiliki latar belakang kebangsawanan Johor dan Minangkabau. Ia menempuh pendidikan di Universitas Indonesia, Universitas Punjab, dan Universitas Sains Malaysia. Ia menguasai berbagai bidang ilmu, seperti filsafat, hukum, politik, agama, seni, dan sastra.
Yusril memulai karier profesionalnya sebagai penulis pidato untuk Presiden Soeharto dan B.J. Habibie. Ia kemudian mendirikan Partai Bulan Bintang (PBB) pada tahun 1998 dan menjadi ketua umum partai tersebut hingga sekarang. Ia juga pernah menjadi anggota DPR/MPR RI, Menteri Hukum dan Perundang-undangan, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, dan Menteri Sekretaris Negara. Ia dikenal sebagai ahli hukum tata negara yang berpengalaman dan berwawasan luas. Ia pernah menangani berbagai kasus hukum yang penting dan kontroversial, seperti gugatan sengketa pilpres 2019, gugatan sengketa UU MD3, gugatan sengketa UU KPK, dan lain-lain.
Yusril juga aktif dalam berbagai kegiatan di tingkat internasional, seperti ASEAN, AALCO, dan OKI. Ia pernah menjadi Ketua Panitia Penyelenggara Konferensi Internasional tentang Tsunami dan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Afrika II di Jakarta. Yusril juga beberapa kali memimpin delegasi Indonesia ke persidangan PBB untuk membahas dan mensahkan berbagai konvensi internasional, antara lain UN Convention on Transnational Organized Crime di Palermo, Italia, dan UN Convention Against Corruption di Markas PBB di New York. Yusril juga pernah menjadi President dari Asian-African Legal Consultative Organization (AALCO) yang bermarkas di New Delhi, India.
Yusril menikah dengan Rika Tolentino Kato dan memiliki dua anak, Ishmael Zacharias Mahendra dan Anissa Zulaikha Mahendra. Sebelumnya, ia menikah dengan Kessy Sukaesih dan memiliki empat anak. Ia bercerai dengan Kessy pada November 2005.
Yusril Ihza Mahendra adalah salah satu tokoh Indonesia yang memiliki prestasi dan kontribusi yang besar bagi bangsa dan negara. Ia adalah putra asli Belitung yang berhasil mengharumkan nama daerahnya di kancah nasional dan internasional. Ia adalah ahli hukum tata negara yang berintegritas, berkompeten, dan berdedikasi. Ia adalah seorang pemikir dan intelektual yang visioner, kritis, dan inovatif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H