Lihat ke Halaman Asli

Pengendalian Diri, Memahami Lebih Lanjut Arti Kebahagiaan Melalui Stoikisme

Diperbarui: 27 November 2023   10:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Markus Aurelius Salah satu tokoh paham Stoikisme , Sumber gambar: Google

Stoikisme adalah sebuah aliran filsafat yang berkembang di Yunani dan Romawi kuno. Para penganut stoikisme percaya bahwa praktik kebajikan adalah cukup untuk mencapai eudaimonia, yaitu kehidupan yang baik dan sejahtera. Salah satu tokoh stoikisme yang terkenal adalah Marcus Aurelius, kaisar Romawi yang juga seorang filsuf. Dalam bukunya yang berjudul Meditations, ia menulis banyak nasihat dan pemikiran tentang bagaimana menghadapi tantangan dan kesulitan dalam hidup dengan bijak dan tenang.

Salah satu prinsip utama stoikisme adalah bahwa kita tidak bereaksi terhadap peristiwa, tetapi kita bereaksi terhadap penilaian kita tentang peristiwa tersebut, dan penilaian itu terserah kita. Dengan kata lain, kita memiliki kekuasaan atas pikiran kita, bukan atas hal-hal di luar diri kita. Dengan demikian, kita dapat mengendalikan emosi dan sikap kita, dan tidak terpengaruh oleh hal-hal yang tidak penting atau di luar kendali kita. Ini adalah salah satu cara untuk mencapai ketenangan pikiran dan kebahagiaan.

Marcus Aurelius menulis: "Kamu memiliki kekuasaan atas pikiranmu, bukan atas peristiwa di luar. Sadari hal ini, dan kamu akan menemukan kekuatan." Ia juga menulis: "Kebahagiaan hidupmu bergantung pada kualitas pikiranmu." Dari kutipan-kutipan ini, kita dapat belajar bahwa untuk menjadi bahagia, kita harus berpikir secara positif, rasional, dan objektif, dan tidak terjebak dalam pikiran-pikiran negatif, irasional, dan subjektif.

Selain itu, stoikisme juga mengajarkan kita untuk menerima apa yang ditakdirkan oleh alam, dan mencintai orang-orang yang ditakdirkan untuk bersama kita, dengan sepenuh hati. Stoikisme tidak berarti pasif atau apatis, tetapi berarti aktif dan peduli, tetapi tanpa melekat atau terikat. Stoikisme juga mengajarkan kita untuk berlatih kebajikan-kebajikan seperti keberanian, kesabaran, keteguhan, dan keadilan, dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, kita dapat hidup sesuai dengan alam, yang merupakan sumber dari segala nilai dan hukum.

Marcus Aurelius menulis: "Terimalah hal-hal yang ditakdirkan oleh alam, dan cintailah orang-orang yang ditakdirkan untuk bersama kamu, tetapi lakukanlah dengan sepenuh hatimu." Ia juga menulis: "Jangan buang-buang waktu lagi untuk berdebat tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh orang baik. Jadilah orang baik." Dari kutipan-kutipan ini, kita dapat belajar bahwa untuk menjadi baik, kita harus bertindak sesuai dengan nurani dan akal sehat kita, dan tidak terpengaruh oleh opini atau tekanan orang lain.

Dengan demikian, stoikisme adalah sebuah filsafat yang dapat membantu kita untuk mengendalikan diri, memahami lebih lanjut arti kebahagiaan, dan hidup dengan bijak dan tenang. Stoikisme bukanlah sebuah doktrin yang kaku atau dogmatis, tetapi sebuah panduan yang fleksibel dan praktis, yang dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi kita. Stoikisme juga bukanlah sebuah filsafat yang kuno atau usang, tetapi sebuah filsafat yang relevan dan aktual, yang dapat memberi kita inspirasi dan motivasi dalam menghadapi tantangan dan perubahan zaman.

Sumber:

: Marcus Aurelius, Meditations, Book 4, 1.

: Marcus Aurelius, Meditations, Book 4, 3.

: Marcus Aurelius, Meditations, Book 6, 39.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline