Pesan Hotel dan Transporasi dari Internet
Sabtu dan Minggu, 29 - 30 Oktober 2016 kami sekeluarga ditambah teman anak-anak mengunjungi pulau Bangka. Ini bukan yang pertama kali bagiku dan anakku pergi ke sana, namun kali ini tujuannya hanya berwisata, berbeda dengan kunjungan sebelumnya yang terkait kerja. Karena singkatnya waktu, maka pemesanan hotel dan transportasi dilakukan melalui internet, sedangkan transportasi dilakukan dengan kontak telepon setelah mendapatkan informasi dari internet. Seminggu sebelumnya itinerary sudah dibuat, dengan tujuan terjauh hanya sampai pantai-pantai di sekitar Sungailiat, akan tetapi untuk bernostalgia ke tempat anakku dulu melakukan kerja praktek, maka perjalanan di hari pertama adalah mengunjungi pantai Penyusuk di Belinyu.
Dari informasi anakku, biaya transportasi dengan menyewa Avanza adalah Rp 500.000,- per hari (dibatasi hanya 12 jam, termasuk biaya sopir dan BBM), dengan tujuan bebas sampai ke Belinyu yang berjarak sekitar 83 km dari Pangkal Pinang. Dari Jakarta kami memakai pesawat Garuda, dan ketika menunggu di ruang tunggu seorang temanku yang tinggal di Pangkal Pinang memberitahu bahwa dia akan membantu menyediakan Avanza juga sementara aku hanya bertanggung jawab atas biaya sopir dan BBM, sehingga tadinya aku akan memakai kendaraan yang sudah terlanjur di OK kan oleh anakku pada hari Sabtu, sementara Minggunya memakai kendaraan yang diusahakan oleh temanku. Singkat cerita, setelah mendarat di bandara Depati Amir sekitar jam 11.30 wib kami berlima memakai Avanza sewaan, kemudian menaruh barang dan shalat Dzuhur sekaligus Ashar di Hotel Menumbing Heritage. Setelah itu kami berlima ditambah Pa Sopir bergegas menuju Belinyu dan berencana makan siang di tempat yang dilalui.
Bangka = Wisata Kuliner
Kami makan siang di Sungailiat, sekitar 35 km dari Pangkal Pinang di sebuah rumah makan sea food berinisial RL (Keenakan bila jelas-jelas disebut lengkap, karena dikira promosi). Menu yang dipilih : Sapo tahu, Capcay goreng, Cumi goreng tepung, Lempah Ikan Tenggiri, Udang goreng mentega. Sementara menunggu hidangan dimasak, kami disuguhi empek-empek ...................... Dari sinilah wisata kuliner dimulai, empek-empeknya tidak digoreng, bentuknya agak pipih sudah dipotong-potong ......bumbunya beda dengan di Palembang, kalau yang biasa kita kenal warnanya hitam, sementara di Bangka warnanya merah ada 2 jenis, yaitu tauco dan bawang putih......ketika pempek dicocol ke bumbu itu......wuahhh pedas, asam dan ....maknyusss.... Cukup makan pempek 3 potong saja, ambil sebungkus kemplang tenggiri.... di dalamnya ada sebungkus bumbu yang sangat kental.....kemplang + sambalnya = maknyusss juga. Setelah goyang lidah permulaan, dilanjut dengan main course yaitu nasi ditambah segala macam pesanan yang lebih dulu disebut. Waaah benar-benar bikin lidah goyang deh, campuran berbagai rasa dengan dominasi pedas, asam dan manis......membuat semua hidangan yang tersedia di meja makan ludes tak tersisa......luar biasa. Setelah istirahat sejenak, kubayar ke kasir Rp 340.000,- termasuk pajak dan makan sopir (kayanya sudah ada gentlemen agreement antara manajemen RM dengan Pak Sopir, sehingga makannya ditanggung RM). Ancar-ancar : Untuk makan di restoran : Rp 70.000,-/orang.
Bangka = Wisata Pantai..... Tapi Ongkos dan Destinasi harus Clear di Depan
Bangka dan Belitung (belum sempat dikunjungi) identik dengan wisata pantai. Hari pertama ini pantai yang kukunjungi adalah Pantai Penyusuk, setengah jam perjalanan dari Belinyu atau sekitar 10 km dari Belinyu. Pemandangannya adalah batu-batu besar pinggir pantai dan beberapa pulau di depannya, 2 yang terbesar adalah pulau Putri dan pulau Lampu. Ongkos ke sana Rp 200.000,-/perahu.....mungkin sudah sore, jatuhnya Rp 40.000,-/orang. Rute yang disepakati keliling ke 2 pulau itu, tetapi kenyataannya hanya pulau Putri saja yang dikelilingi, pulau Lampu nya hanya dilewati..... kesepakatan mulai tidak ditepati oleh operator perahu, yah kami mencoba mengerti saja.....mungkin hari mulai senja. Selesai dari pantai Penyusuk langsung saja kembali ke hotel. Butuh waktu sekitar 2 jam lebih dari Penyusuk ke Pangkal Pinang.
Hotel Bintang 4 bertetangga dengan pusat niaga = Bising
Foto-foto di internet sebenarnya sudah cukup banyak bercerita tentang Hotel Menumbing Heritage di pusat kota, tapi aku tetap memilih hotel ini dengan pertimbangan anggaran vs kenyamanan kamar. Benar.....hotel ini tidak memiliki pekarangan depan kamar atau jendelanya, bahkan kamar yang kutempati benar-benar berada di sisi jalan yang cukup ramai. Alhasil.... tengah malam harus rela ber-bising2 mendengar suara knalpot motor dan mobil yang dikendarai oleh orang-orang yang kesetanan..... bising sekali. Yang juga perlu dicatat adalah kamar mandinya sempit, aliran air di waktu malam juga kecil, dan listriknya beberapa kali mati, akibatnya AC harus dihidupkan lagi setiap kali listrik hidup lagi. Lain-lainnya lumayan deh, interior ala Eropa klasik modern simpel dikombinasikan. Seandainya .... ya seandainya saja berada di tempat yang agak sepi, akan top top banget ini hotel.
Pantai Tikus, Rambak dan Parai semuanya di Sungailiat
Pantai Tikus : Ada pagoda Puri Tri Agung ...... cukup besar dan megah. Pantainya cukup indah, banyak batu besar, gratis tetapi banyak sampah, khas kelakuan wisatawan yang tidak bertanggung jawab.