Lihat ke Halaman Asli

Erwindya Adistiana

Learning by Experience

Revolt of The Admirals: Protesnya Para Laksamana

Diperbarui: 13 April 2022   16:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tajuk berita pada Oktober 1949 ketika para Laksamana memprotes pembatalan proyek U.S.S. United States (CVA-58) | Sumber Gambar:  History.com

Hari itu adalah hari Sabtu tanggal 23 April tahun 1949, pada hari tersebut publik digemparkan oleh sebuah berita di mana menteri pertahanan Amerika Serikat pada saat itu Louis A. Johnson mengumukan bahwa pembangunan "supercarrier" atau Kapal Induk bertenaga Nuklir U.S.S. 

United States (CVA-58) telah dibatalkan. Sentak berita ini tidak hanya menggemparkan publik, namun membuat berang para petinggi-petinggi di angkatan laut terutama para Laksamana Angkatan Laut Amerika Serikat yang mendukung penuh gagasan pembangunan supercarier U.S.S. United States tersebut.

Pembangunan supercarier U.S.S. United States ini sebenarnya adalah sebagai bagian dari peremajaan armada-armada di Angkatan Laut Amerika Serikat di mana "battleship" atau kapal perang yang banyak memiliki peran pada perang dunia kedua sudah usang dan melihat posisi battleship akan tergantikan dengan kapal induk yang jauh lebih canggih, juga agar angkatan laut dapat memegang kendali Nuklir dengan menggunakan kapal induk bertenaga nuklir.


U.S.S. United States Vs. B-36 Peacemaker 

Presiden Harry S. Truman dan para petinggi Departemen Pertahanan ketika menandatangani anggaran Pertahanan tahun 1949 | Sumber Gambar: naragetarchive

Seperti diketahui bahwa Angkatan Laut Amerika Serikat memiliki peran yang signifikan pada masa Perang Dunia Kedua, terutama di pertempuran Pasifik, di mana armada Kapal Induk Angkatan Laut Amerika Serikat yang membawa puluhan pesawat berhasil memukul mundur armada Angkatan Laut Kekaisaran Jepang di Pasifik, terutama di pertempuran Midway. 

Berkat keberhasilan Angkatan Laut Amerika Serikat ini-lah, pada akhirnya Amerika Serikat bisa menguasai kembali Pasifik dan memukul mundur pasukan kekaisaran Jepang.

Pasca berakhirnya Perang Dunia Kedua, Angkatan Laut Amerika Serikat melihat bahwa memasuki era modern setelah berakhirnya Perang Dunia Kedua, armada kapal-kapal di Angkatan Laut pun juga harus diremajakan seiring berjalannya waktu. 

Para petinggi di Angkatan Laut melihat bagaimana peran Aircraft Carrier atau Kapal Induk yang sangatlah signifikan pada Perang Pasifik dalam Perang Dunia Kedua, maka dari itu para petinggi Angkatan Laut Amerika Serikat pun setuju untuk memulai proyek pembangunan Kapal Induk baru yang jauh lebih besar dan dapat menampung pesawat yang lebih banyak, bahkan digunakan untuk pesawat tempur bermesin jet, atau yang disebut sebagai "Supercarrier."

Sketsa Proyek Kapal Induk U.S.S. United States (CVA-58) | Sumber Gambar: history.navy.mil

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline