Alqur'an itu adalah kitab Dakwah. Begitu kata Sayyid Qutb di kitabnya Fii Dzilaal.
Dia adalah ruhnya, dia adalah manhajnya, motivatornya, undang undangnya, penggeraknya, konstitusi, keterangan, dan penjaga dakwah. Alqur'an juga merupakan merupakan rujukan titik bertolaknyabdakwah juga rujukan para aktifis dakwah yang menjadikannya sebagai
- Sarana dakwah ( )
- Manhaj pergerakan( )
- Bekal Perjalanan
Untuk bisa memahami Alqur'an sebagai kitab dakwah, maka kita harus mampu menggambarkan dalam perasaan kita dan menghadirkan dalam hati dan imajinasi kita bahwa Allah SWT ini berbicara kepada umat yang hidup melalui Alqur'an. Kita harus mampu merasakan suasana saat itu ketika Alqur'an di turunkan. Kapan Alqur'an itu di turunkan, kepada siapa di turunkan dan bagaimana keadaan sahabat ketika Alqur'an itu di turunkan.
: "
Dari Ibnu Mas'ud bahwa dia berkata:" Demi Allah Dzat Yang Tidak ada Tuhan SelainNya, tidak ada satu ayatpun dari Kitab Allah yang turun kecuali aku mengetahuinya utk siapa ayat itu turun dan dimana ayat itu turun. ( HR Bukhari )
Seorang muslim, apalagi aktifis dakwah, maka Alqur'an haruslah lebih dari sekedar bacaan sakral yang di baca tiap hari. Haruslah lebih dari sekedar membacanya dengan tajwid dan tahsin. Haruslah lebih dari sekedar hafalan. Tapi harus juga di tadabur dan tafahum yang kemudian di amalkan. Sebagaimana generasi awal, yang senantiasa menunggu ayat ayatNya turun dan siap melaksanakan perintahNya.
"Ini adalah sebuah Kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka merenungkan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran (yang baik)" (QS. Shad: 29)
Sebagian salaf mengatakan,
"Al Qur'an itu diturunkan untuk diamalkan. Oleh karenanya, bacalah Al Qur'an untuk diamalkan
Alqur'an itu adalah petunjuk yang Allah SWT berikan kepada manusia. Di situ ada bimbingan Allah SWT kepada orang orang beriman.
"Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus ....[al-Isr`/17:9)