Lihat ke Halaman Asli

Erwin Alwazir

Karyawan Swasta

Bentuk Karakter Pemain, Timnas U-19 Pelajari Bahasa Inggris

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Bertolak belakang dengan program Kemendikbud yang menghilangkan mata pelajaran Bahasa Inggris di usia dini atau sekolah dasar (SD), Timnas U-19 garapan Indera Sjafri justeru mewajibkan anak asuhnya belajar Bahasa Inggris dua kali dalam sepekan. Tak tanggung-tanggung, yang menjadi tenaga pengajar langsung daridosen bahasa Inggris UGM.

Materi latihan yang diberikan Indra Sjafri ini tergolong unik. Seunik metode blusukan-nya dalam menjaring pemain. Seingat penulis, belum ada satupun pelatih sekelas timnas senior maupun yunior selama ini melakukan langkah yang sama dalam metode pelatihannya. Paling banter pemain di suruh fitnes agar selalu bugar, lari-lari keliling lapangan meningkatkan stamina, lari gawang biar tumit lolos dari sergapan sepatu lawan, loncat kodok untuk memperkuat dengkul, loncat tinggi biar mantep nanduk bola, tanding sepak bola mini antar pemain untuk mengasah skill dan kekompakan, lalu diakhiri dengan makan bersama atau setidaknya shoping.

Tapi mengajarkan Bahasa Inggris pada pemain adalah langkah visioner seorang pelatih yang patut diapresiasi. Selain katanya untuk meningkatkan karakter pemain, dengan mengusai sedikit percakapan Bahasa Inggris diharapkan oleh Indra Sjafri para pemain tidak gagap ketika berhadapan dengan media.

Mungkin Indra Sjafri menyadari. Para pemain timnas U-19 masih berusia muda. prospek mereka untuk terus berprestasi lebih baik lagi lebih terbuka dibanding para pendahulunya. Dari segi kemampuan mereka tak lagi diragukan. Namun kemampuan berkomunikasi dalam Bahasa Inggris atau bahasa Internasional lainnya mutlak diperlukan. Dengan penguasaan Bahasa Inggris walau secara pasif ini diharapkan mereka cepat beradaftasi bila akhirnya ada tawaran bermain dari klub luar.

Kesimpulannya, Bahasa Inggris memang penting juga diajarkan sejak dini biar tidak gagap dalam pergaulan internasional. Sayangnya Bahasa Inggris saya memprihatinkan, bisa sedikit nggak bisa banyak. Jadi mana mungkin mengajarkannya pada anak saya atau menyuruhnya belajar di sekolah. Wong bahasa Inggris sudah dihapus pak menteri!

Sumber :

Kompas.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline