Lihat ke Halaman Asli

Erwin Alwazir

Karyawan Swasta

Akhir Dari Dua Sumpah Gubernur Riau

Diperbarui: 17 Juni 2015   23:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih ingat dengn Annas Maamun? Ya, popularitas Gubernur yang satu ini, dalam tanda petik, sering meroket akibat berbagai tindak perbuatannya berkaitan dengan penempatan jabatan di Riau sana, termasuk yang bikin heboisme tentu saat ia diaporkan oleh seorang warganya dengan tuduhan pelecehan seksual. Tanah Melayu sempat terguncang hebat bak gempa bumi, namun sayangnya gempa itu tak berpotensi tsunami politik yang dapat menghantam dan menumbangkan karir politiknya.

Dalam kasus itu rakyat sudah menerka. Seperti biasa. Kasus yang melibatkan pejabat atau lingkungan keluarga dekat mereka statusnya memang mirip dengan batere baru. Hanya bersinar alias terang benderang di awal-awal saja, selanjutnya meredup tak berbekas sehingga agak sulit mencari klipingan beritanya di media. Kurang tahu persis. Apa kasusnya sudah kelar di pengadilan, selesai di meja makan dengan menyoorkan cek bernilai sekian antar mereka yang bersengketa, terlepas siapa yang bakal jadi tersangka, atau memang media saja yang malas meliputya karena jarang diundang oleh pengadilan untuk pembuktian perkara. Entahlah, yang jelas penguasa selalu menang bila berhadapan dengan siapa saja, termasuk bila diduga melakukan tindak peecehan seksual terhadap warga atau bawahannya.

Soal pelecehan terhadap seorang wanita ini juga yang menghiasi karir politik Annas Maamun. Adalah Wide Wirawaty yang sempat bersengketa dengan Gubernur Riau dalam kasus ini. Ia pernah melaporkan Annas ke Badan Reserse Kriminal Mabes Polri atas dugaan melakukan tindak pelecehan seksual dan asusila. Kasus ini heboh sejenak. Dan tentu saja “tertuduh” akan membantah seperti yang dinyatakan oleh Kepala Biro Humas Setda Prov Riau, Joserizal Zen yang menyatakan tuduhan itu sempat membuat Gubernur bersitegang dengan Istrinya, sehingga untuk “membatalkan” tuduhan tersebut sang Gubernur sampai harus bersumpah pakai Al Quran di depan istrinya. Kurang jelas ketebalan Qur’an yang di maksud. Qur’an 20-30 Juzz atau Qur’an Juz Amma yang sering dibawa anak-anak TPA mengaji?

Katakanlah yang diangkat Qur’an milik negeri jiran yang bebas dari aroma korupsi seperti halnya Qur’an oknum Depag. Sayangnya tak ada yang bisa membuktikan apakah sang Gubernurbenar-benar mengangkat Al Qur’an itu untuk membuktikan bahwa ia tak bersalah kaena ia pemimpin yang jujur, baik dan amanah. Namun adakah mahluk diluar mereka yang menyaksikan perbuatan tersebut?

Kita kurang tahu persis urusan rumah tangga orang lain. Yang kita tahu Gubernur boleh jadi juga bersumpah dengan Al-Qur’an saat dilantik dulu. Namun ketika ia sukses menolak semua tuduhan pelecehan tadi karena memegang teguh sumpah Al-Qur’annya untuk melindungi harkat dan martabat kaum wanita, Tuhan bekerja dengan rahasia, lalu mengingatkan kita semua bahwa terkadang sumpah dengan menggunakan kitab apa saja semakin tak berguna selama hamba-Nya menganggap sumpah itu sekedar sandiwara.

Kasus tertangkap tangannya Gubernur Riau yang bersumpah untuk menjadi pemimpin amanah dan beratnggungjawab adalah bukti bahwa Tuhan masih memberi petunjuk pada KPK bahwa kitab suci zaman sekarang hanya tinggal simbol seremoni saja. Annas Maamun sudah menuai getahnya. Banyak yang akan menyusul jika para pejabat coba-coba menduakan sumpah.

Baca Juga :

Gubernur Riau Ditagkap Bersaa Uang Miliaran Rupiah

Korban Pelecehan Seksual Tantang Gubernur Riau Bersumpah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline