Polemik 4x6=6x4 menghiasi jagad maya dalam beberapa terakhir. Praktisi pendidikan yang peduli pendidikan anak ikut bersuara. Begitu juga sejumlah ahli. Tak hanya itu, para orang tua, terutama ortu yang tidak gagap teknologi turut bersuara dan menyumbangkan pengalaman, pendapat dan pikiran masing-masing menyangkut persoalan ini. Ada guru yang bersembunyi dibalik seragamnya secara langsung membela rekan seprofesi mereka. Berbagai logika dikemukakan mulai dari rsep dokter 3 x 1 sampai berdalih bahwa konsep lebih diutamakan daripada hasil. Padahal kedua konsep tak jauh beda dan menghasilkan kebenaran yang sama.
Lalu kita bertanya-tanya bagaimana respons kemendikbud mengetahui persoalan yang banyak membetot perhatian publik ini?
Dikutip dari merdeka.com, Humas Kemendikbud, Ibnu Hamad, sangat menyayangkan sikap guru yang menyalahkan hasil pekerjaan siswa tersebut. Hamad menilai guru yang bersangkutan agaknya kurang paham soal dua aspek penilaian dalam Kurikulum 2013 yang menyebut siswa harus diajarkan kemampuan dan penalaran.
"Seharusnya tidak terjadi itu, tidak musim lagi guru yang tidak sesuai dengan pikirannya lalu dianggap salah. Itukan nalar dia, harusnya penalarannya dihargai gurunya, selama masih masuk nalar boleh dong, kecuali hasilnya menjadi kurang," kritik Ibnu, saat disambangi merdeka.com, Senin (22/9)
Diterangkan lebih lanjut oleh Hamad, "Nah dalam kasus itu, bisa saja si siswa memberikan jawaban sesuai penalarannya, yaitu 4x6 atau 6x4. Itu enggak salah, karena dalam penalaran enggak harus memberikan satu jawaban. Jika dia penalarannya mengasosiasikan 4x6 bisa benar, 6x4 juga benar," jelasnya.
Kalau kemendikbud saja sudah mengambil sikap, sudah sebaiknya heboisme ini kita akhiri. Toh mau pake kalkulator mana saja, 2x3=3x2 kok. Jadi kedua ruas tak boleh saling menyalahkan dengan alasan kesepakatan atau konsep. Hargai saja isi kepala anak selama bernilai benar.
Sumber :
Kemendikbud Minta Diskdik Tegur Guru Salahkan PR Matematika Siswa
Beda 4x6 dan 6x4 menurut profesor LAPAN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H